Dan Bila Engkau Menjadi Tua
Setiap orang
dilahirkan dengan kondisi yang berbeda, waktu yang berbeda dan cara yang
berbeda.. kembar sekalipun punya cerita sendiri dalam kelahirannya.

Saya tidak
berbicara, lukisan hidup yang indah itu hanya tentang materi dan jabatan.
Bukan!!
Karna ukuran
kebahagiaan seseorang juga tergantung pilihan hidupnya.
Ada orang yang
berbahagia dengan materi dan jabatan yang dimiliki.
Ada orang yang
berbahagia karna bisa menyerahkan hidupnya untuk menolong orang lain.
Ada orang yang
berbahagia ketika dia bisa menginjakkan kakinya dibeberapa negara didunia ini.
Ada orang yang
berbahagia ketika dia bisa berbaur dengan alam, menyerahkan hidupnya untuk
kelestarian alam.
Ada pula yang
berbahagia ketika dia bisa lepas dari kehidupan pedesaan dan sekarang bisa menikmati
hidup dikota.
Ada yang
berbahagia karna dia hidup dikeluarga yang penuh kasih dan sukacita.
Ada yang
berbahagia ketika dia memiliki teman yang banyak.
Dan ada yang
berbahagia karna dia berpikir, memang harusnya bahagia..
Yang mau saya
katakan, pilihan hidupmu yang membuatmu bahagia belum tentu menjadi ukuran bagi
seseorang untuk membuatnya bahagia.
Berapa usia
anda saat ini? Pikirkanlah apa yang bisa membuatmu bahagia dan bersukacita.
Karna bila
kamu telah menjadi tua, semuanya akan tiada berarti.
Bila
kemudaanmu telah berakhir, masa-masa kesusahan pun akan menanti.
Dan bila
engkau telah menjadi tua,
Mari sejenak
melihat keseluruh tubuhmu, amati dan ingatlah fungsinya dengan baik.
Tiba saatnya,
MATA yang
menjadi jendela hidup kita, perlahan akan memudar dalam fungsinya, bahkan
engkau tidak bisa lagi menggunakannnya.
TELINGA
perlahan akan beristirahat dari kebisingan dunia ini, tiada lagi keributan,
tiada lagi teriakan yang terdengar. Semuanya perlahan akan menjadi sunyi.
TANGAN akan
semakin tidak berdaya didalam tugas dan tanggung jawabnya dalam menolongmu
menyelesaikan segala pekerjaanmu.yang akhirnya membuatmu butuh tangan-tangan
yang lain untuk menolongmu mengerjakan sesuatu dalam hidupmu. Bahkan untuk
menyuapkan makanan, pun tangan kita akan menyerah suatu saat.
KAKImu yang
terbiasa dengan kemandirian, dimana tubuhmu berdiri tegak, juga akan menyerah
kepadamu. Ada kekakuan dan rasa sakit yang kita rasa, ketika kaki ini harus
menopang tubuh kita.sometimes, engkau pun akan membutuhkan alat bantu untuk menopang
tubuhmu.
OTAK juga
perlahan akan ikut dengan kondisi yang lain. Jika dimasa muda kita, otak kita
sangat aktif dalam berpikir, ingatlah semuanya juga akan ada masanya semua itu
berakhir. Engkau bahkan akan lupa dengan apa yang kamu bicarakan 5 menit yang
lalu. Engkau akan lupa kalau kamu sudah makan 10 menit yang lalu. Yapp....
Engkau bagaikan kehilangan arah dalam hidupmu.
Bagaimana
dengan makanan?

Semua yang
terlihat indah, perlahan akan menjadi lawan bagi tubuh kita yang semakin kaku.
Jantung
semakin lemah dalam fungsinya,
Pencernaan
semakin tidak berdaya dalam mencerna makanan,
Paru-Paru juga
semakin sensitif dengan udara ataupun cuaca,
Ginjalmu
semakin lemah, dan juga organ lainnya.
Bila engkau
menjadi tua, masa muda hanya menjadi kenangan.
Ibarat Hujan
Yang Turun..
Kita akan
merindukan saat kita bisa melihat tetesan hujan turun dari langit,
bisa
merasakan ketika sentuhan hujan membuat tubuh kita basah,
kita bisa berlari
ketika hujan tiba2 turun dari langit.
ketika tangan kita dengan sigap membuka
payung untuk melindungi kita dari hujan.
Dan kita juga bisa bersyukur kepada
Tuhan ketika banyak umat yang sedang menantikan hujan.
****Love****
Pertanyaannya,
Orangtua kita,
bila engkau menjadi tua..
Apakah “aku”
bisa menjadi tangan yang baru untuknya?
Ketika dia tidak lagi mampu menggunakan tangannya dengan baik.
Ketika dia tidak lagi mampu menggunakan tangannya dengan baik.
Apakah “aku”
bisa bersabar mendengar terus menerus kepadanya?
Apakah “aku” bisa setia berbicara dengan lembut kepadanya?
Apakah “aku”
bisa menjadi kaki bagi mereka?
Apakah “aku” mau bercerita tentang dunia ini?
Beberapa waktu
yang lalu saya mendengar cerita dari seorang yang sudah “sangat” tua tentang
keluhannya dalam ketuaannya.
Si Nenek
berkata: “kamu tau, sebenarnya kami orang tua ini selalu meminta kepada Tuhan
biar kami segera dipanggil”
Jujur... aku
sangat tersentak mendengarnya. Pikirku: “bukankah orang2 selalu berharap umur
panjang dalam hidupnya?”
Dengan polos
sinenek melanjutkan lagi:
“kami orang
yang sudah tua juga sebenarnya mengerti kelemahan kami, yang sudah sangat
merepotkan anak, menantu dan cucu kami”
Aku langsung
potong kata2 si nenek dengan bertanya: “kok bisa nek?umur berapa Nenek?”
Jawabnya:”90-an,,
(aku lupa 90berapa)
“iyaa.. aku
sudah memiliki pendengaran yang tidak baik. Dan ketika aku berbicara dengan
anak/menantu/cucuku, aku sering bertanya dan meminta mereka mengulang apa yang
mereka bicarakan. Dan seketika itu pula, nenek selalu kena bentak sama mereka.
Mungkin bisa jadi bukan maksud mereka untuk membentakku, tapi karna
pendengaranku sudah tidak baik, mereka berbicara dengan nada suara yang kuat.
Terkadang seperti membentak nenek.
Ntahlahh...”
sejenak si Nenek terdiam merenung.
“wahh.. kok
bisa gitu ya Nek?” aku bingung mw komen apa.
Terus dia mendekatkan
wajahnya ke arahku dan berkata: “kenapa?”
Dengan suara
lembut dan mulut kudekatkan ketelinganya sambil mengelus-elus pundaknya, aku
berkata:
“sabar ya Nek”
yap.. dengan jawaban yang berbeda.
Si Nenek
kembali dengan semangatnya bercerita:
“kakiku juga
uda tidak bisa berjalan dengan normal” dia terdiam
“haahhh...
semua badan ini sudah penuh dengan keluhan. Kadang hanya untuk pergi ke kamar
mandi Nenek harus ngesot dari kamar. Dan Anak/Menantu/ Cucuku terkadang hanya
melihatku saja. Aku pun tidak menyalahkan mereka, karna memang aku sudah
terlalu merepotkan” katanya dengan menghibur diri sendiri.
“ahhh Tuhan,
kenapalah Engkau memberiku panjang umur” sambung si Nenek sambil elus-elus
jidatnya.
Dia merasa
haus dan ingin minum. Kebetulan ada Aqua gelas didepan kami. Dia mengambil
Aquanya, tapi dia tidak bisa menemukan pipetnya yang jelas-jelas ada dekat Aqua
yang diambil tadi. Dengan sigap, aku ambil pipetnya dan memberikan ke
tangannya.
Aku??
Terdiam beribu
bahasa sambil elus-elus pundak siNenek.
Nenek yang
sudah sangat tua ini, sedang bercerita dengan seseorang yang sebenarnya sangat
tidak dikenalnya. Karna aku pun tidak mengenalnya. Karna waktu itu saya
berkunjung ke rumah saudara saya, dan dia juga kebetulan lagi datang berkunjung
ke rumah itu.
Aku tidak
mengerti untuk menanggapi cerita Nenek itu.
Tapi ceritanya
sungguh menjadi kekuatan dan peringatan yang keras bagiku, jika kelak
Orangtuaku telah menjadi tua, aku tidak akan pernah memperlakukannya seperti
itu. Bahkan kelak, ketika aku menjadi seorang menantu, aku juga tidak akan
memperlakukan mertuaku seperti itu..
Aku menangis
dalam hati, teringat orangtuaku saat itu.. aku berdoa dalam hati: kiranya Tuhan
memberikan panjang umur bagi mereka, sehingga suatu saat dimasa tuanya, aku
punya kesempatan untuk merawatnya dengan semua kekuatan yang kumiliki. :’(
Aku merenung:
“bukankah orangtua
kita juga pernah muda seperti kita?”
Kenapa
terkadang kita harus memandang sebelah mata ketika mereka tidak memiliki
kepintaran dan kekuatan seperti kita yang masih muda ini?
Apakah kita
selalu bersabar mengajari orangtua kita ketika mereka masih GapTek? Ketika
mereka tidak mengerti menggunakan internet atau HP?
Masih sediakah
kita menjelaskan teknologi canggih ini ketika mereka selalu menanyakan hal yang
sama?
Atau pernah
kah kamu berkata: “sudahlah, ini sudah jamannya anak muda, orangtua pasti tidak
bisa mengerti lagi”
Haii anak
muda, apakah engkau sebagai seorang anak, menantu atau cucu... ingatlah!!!
Engkau tidak
lebih pintar dari mereka,
Engkau tidak
lebih hebat dari mereka,
Engkau tidak
lebih kuat dari mereka..
Dunia yang
mereka hadapi jauh lebih keras dari dunia yang kita hadapi sekarang ini?
Nenek, Kakek
kita?
Mereka sudah
menikmati hidup dalam peperangan. So.. jangan merasa lebih kuat dan hebat dari
mereka hanya karna kamu lebih ahli dengan teknologi dari mereka.
Orang tua
kita?
Mereka jauh
lebih pintar dari kita, ntah mereka sebagai orang hebat atau hanya seorang
Nelayan/Petani, mereka sudah berhasil membesarkan kita dengan sempurna hingga
menjadi seperti sekarang ini.
Dan Bila
Engkau Menjadi Tua,
Engkau pun
akan merasakan hal yang sama, karna dunia nantinya akan berbeda dengan
kehidupan yang kita jalani sekarang ini.
Hei.. kita
orang pintar, bila engkau menjadi tua. Engkau pun akan dipandang bodoh sama
anak cucumu kelak.
Hei.. orang
kuat dan hebat, bila engkau menjadi tua. Engkau pun akan minta tolong juga sama
anak cucumu kelak.
Mari
merenungkan kembali...
Dan
berbahagialah dengan pilihanmu dimasa mudamu!!