Translate

Senin, 20 Mei 2013

Aku kehilangan dia.................. :)

Kenal dekat dengannya sejak kelas 2, saat Tina masuk NHKBP di Greja kampung halamannya. Tina mengenal sosok dia sebagai orang yang dikagumi. Memiliki karakter yang baik, sangat mencintai keluarga, dekat dengan setiap pribadi yang mengenalnya. Walau pada saat itu masih muda, tapi kedewasaannya sangat menyentuh hati beberapa wanita. Terbukti ketika Tina mendengar ada beberapa wanita yang selalu mengejarnya, mendambakan seorang pria sperti dia menjadi pendamping mereka. “Ya.. dia memang baik. Mungkin hanya wanita bodoh yang mau menolak dia, karna mencari orang seperti dia bukanlah hal mudah sekarang ini.” Tina mengakuinya dalam hati ketika dia mengenalnya masa muda dulu ketika Tina masih SMA. Sebelum dia mengenal Tina, Sebagai seorang ketua NH, Tina sudah sangat mengagumi sosok kepemimpinan dalam dirinya. Dapat mengayomi setiap anggotanya, dan menjadi panutan yang baik bagi yang lain.  Bisa saja Tina mengharapkan seorang pria seperti dia juga utk mendampinginya kelak, dijadikan pacar. J  hanya saja, pada saat perkenalan awal mereka, dia belom memilih Tina menjadi wanita yang dicintainya. Hihihihi….
1 tahun kemudian, mereka semakin dekat dan pada akhirnya dia mulai memberi perhatian khusus ke Tina. Mungkin dia baru menyadari, kalo Tina itu adalah wanita yang pantas untuk dipilih dan mengagumkan. Karna apa? Karna sejak hari itu, sosok Tina tidak pernah hilang dari pikirannya. Hari2nya berubah menjadi penuh cinta dan senyum! Yap.. dia telah jatuh cinta dengan Tina, wanita yang apa adanya tapi telah berhasil membuat hati sidia tidak bisa lepas dari memikirkan Tina. Tidak pasti, mulai kapan! Tapi kedekatan mereka, membuat dia sangat nyaman berada di samping Tina.
Apa dikata, kasih tak sampai pun menjadi kenangan mereka. Sebelum dia mengungkapkan cintanya kepada Tina, Tina telah pergi jauh. Jauh untuk menggapai cita2nya, kuliah di luar kota menjadi pilihan terbaik Tina. Walau waktu itu, Tina sudah merasakan perhatian si dia, tapi Tina mengabaikan semuanya, karna bagi dia, pendidikan adalah hal utama baginya saat itu. Dan juga, pada saat itu, Tina masih menyimpan rasa cintanya buat pria lain. Walaupun, pada akhirnya kisah cintanya tidaklah mulus. Karna pada akhirnya berakhir tanpa ending. J
Dan ketika cinta itu berakhir, Tina mengakui di hatinya, kalau sebenarnya dia merindukan sosok si dia hadir dalam hari2nya. Tapi ibarat, menunggu sinar matahari dalam awan kabut, itu tak pernah terjadi. Tidak tau apa yang terjadi dengan si dia, karna sampai berakhirnya penantian Tina akan dia, dia tidak pernah mengungkapan perasaannya secara langsung kepada Tina. Semua berjalan, seolah tidak ada keseriusan dalam setiap pembicaraan mereka. Mungkin dia yang tidak pemberani, atau Tina yang selalu mengalihkan pembicaraan, intinya pengakuan cinta itu tidak pernah ada.
Hari2 telah berlalu, Tina sudah mulai sibuk dengan perkuliahannya. Menikmati cara kehidupannya dikota barunya. Menemukan sahabat2 baru, dan saudara2 baru. Dengan pemikiran yang baru, dan banyak hal2 baru, yang akhirnya membuat Tina melupakan semua tentang dia. Bahkan mencintai orang baru, juga sudah terlewat. Yap…. Karna waktu berjalan begitu cepat. Bahkan ketika, dia mengungkapkan perasaannya ke Tina, bagi Tina itu bukan sesuatu hal yang penting lagi. Dalam hati, Tina tau bahwa dia sungguh2 mencintai Tina. Tina Cuma jawab: Tidak mencintai dia (walau sebenarnya Tina pernah cinta juga).
Hari-hari terus berlalu, Tina dan Dia sibuk dengan kesibukan masing2. Tina sibuk dalam pencarian cintanya, jauh berbeda dengan Dia yang selalu setia menunggu luluhnya hati Tina. Tiap hari berharap, Tina akan memberi kesempatan buat dia untuk membahagiakan Tina, dan menjadi orang yang mengisi hari2 Tina. Ahh.. tidak tau dimana letak kesalahannya, cinta itu tidak pernah menyatu.
---- kenang Tina ----
9 tahun telah berlalu, kisah itu baru bisa di review kembali. Tina yang terlalu sibuk dengan kehidupannya selama ini, menyadari ada keegoisan yg aneh dalam dirinya. Tina tidak pernah membuka hati untuknya, tapi ketika mendengarnya belajar membuka hati untuk orang lain, kok hatinya tidak bisa menerima. Tidak ingin, dia dimiliki orang lain. Egois, karna tidak menginginkan cintanya berubah sama Tina. Tina juga tidak mengerti, rasa apa perasaan yg seperti itu. Hal yang tidak pernah dipikirkannya, mendadak menjadi beban pikirannya. Sejenak, Tina mengabaikan jalan hidupnya selama ini, saat semuanya seolah diam ditempat. Mencari sang maha pengerti hatinya didunia ini, tapi toh dia belum menemukannya.
Hari ini, keputusan besar dia akan berpengaruh dalam kehidupan Tina. Kenapa tidak?
Ketika dia benar2 memilih untuk menikah dengan pilihannya sendiri, ada rasa sesak dihati Tina. Siang ini, di gereja Tina sangat menikmati ibadahnya, yg kebetulan hari perayaan turunnya Roh Kudus. Tidak tau kenapa, Tina benar2 merasakan kebesaran dan kebaikan Tuhan dalam hidup Tina. Memiliki kesaksian tersendiri hari itu bersama Tuhan, tidak lupa dalam doa Tina, semoga hari itu menjadi hari indah baginya. Tapi apa dikata, jalan kita tidak selalu menjadi jalan Tuhan.
Pulang gereja, sekitar pukul 14.30, seseorang mengajak Tina chating, seorang wanita yang minta kenalan. Yang setelah dengan kata2 pembuka, dia memperkenalkan diri kalau sebenarnya dia adalah mantan pacar si dia. Wah,.. awalnya Tina berpikiran positif aja. Mungkin sebagai wanita, dia pengen tau lebih banyak. Ehh,, ternyata pembicaraan berakhir dengan meninggalkan rasa sesak di hati Tina. Tina jadi teringat pembicaraan terakhirnya dengan dia, ketika Tina mengajukan permintaan2 aneh bulan kemaren. Masih jelas diingatannya ketika dia berkata “permintaan terakhirku, ketika pun kamu menikah, jangan pernah mengabariku. Dan ketika aku pun  harus tau, biarlah aku mendengarnya dari orang lain”. Walau pada saat itu, dia tidak menyetujui itu, tapi pada kenyataannya saat ini dia telah memenuhi permintaan itu. Tapi bodohnya, kenapa juga Tina harus tau dari mantan pacarnya. Mendengar, wanita itu sebagai mantannya saja sudah membuat Tina tidak suka, apalagi mendengar tentang pernikahannya. Kalau sekelilingnya mendukung saat itu, mungkin Tina sudah bercucuran air mata mendengar kabar itu. Tapi karna berada dikeramaian, Tina hanya bisa menahan rasa sesak itu aja. Tidak tau harus berkata apa2.
Bener apa yg dia katakannya dulu, tidak bagus jika Tina harus mendengar pernikahannya dari orang lain. Hari ini, Tina menuai dari kekerasan dan keegoisannya selama ini. Semua orang disekitarnya dan teman Tina, mungkin kebanyakan menyalahkannya dalam kondisi ini. Kenapa dia harus sedih, marah dan semuanya, karna toh yang menolak dia selama ini adalah Tina. Tina lah yang telah menyakiti dia untuk waktu yang lama, tanpa memberi dia kesempatan. Bagi mereka, hanya orang bodoh yang menyia2kan kesempatan baik seperti ini, dicintai orang yg benar2 mencintai Tina dengan tulus.
Membawakannya dalam tawa adalah mungkin pilihan yang tepat. Karna siapa yang tau hati seseorang. Walaupun sebenarnya apa yg dikatakan orang adalah benar. Tapi bagaimana dengan Tina? Tidak adakah seseorang yang bisa mengerti posisinya dan keadaannya?
Bahkan jika Tina bisa meneriakkan ke dunia, dia akan bilang, “kalo hatinya juga sakit”. Suatu kehilangan yang besar akan dirasakannya dalam waktu dekat. Andaikan dia bisa menyesal, maka dia juga akan menyesal. Tapi dia juga tidak bisa memilih, seperti yg semua orang mau. Andaikan semua seperti yg diharapkan, bagaimana mungkin Tina akan mengabaikan cinta yg dimiliki si dia. Karna Tina juga merindukan cinta seseorang, seperti cinta dia itu. Tina sangat menghargai semua itu.
Jangan terlalu menjatuhkan semua kesalahan samaku, bisik Tina dalam hati. Teringat Ibunya yg selalu melarang Tina untuk mencintai dia. “Tina tidak boleh pacaran dengan dia, karna dia itu tulangnya” ungkap mamanya dengan serius.  Bagaimana mungkin aku harus melawan keluarga, kenang Tina. Merenungkan perjalanan hidup dia, dan juga perjalanan hidup Tina yang telah jauh berbeda, sulit ut disatukan, juga bagian alasan Tina tdk ingin membuka hati. Dia yang tinggal menetap di kampung sementara Tina yang sudah menikmati hidup diperantauan, sehingga tidak ada titik temu dalam hal itu. Dan sejauh ini, Tina dengan karakter yg keras dan mudah terombang ambing, jauh berbeda dengan dia yg selalu adem dan tenang. Bukan sulit untuk memahami Tina, tapi memang perbedaan karakter mereka yang tidak mendukung. Tina yang memang mengeraskan hati utk tidak mau membuka hatinya, sementara dia malah menunggu keajaiban dari langit, bhw suatu saat hati Tina mungkin akan berubah. Tidak ada yang berusaha, semua tetap pada pendirian masing2.
Pembicaraan terakhir Tina dengan dia, sempat mengubah komitmen hati Tina. Awalnya dia berpikir, setelah Tina melewati umurnya ke 27 dan dia belum menemukan seseorang, dia akan belajar membuka hatinya untuk dia. Tina sedang berusaha mencari tahu rencana Tuhan tentang itu. Tapi sebelum itu terjadi, dia telah memilih untuk mengakhiri penantiannya terhadap Tina. Yah… cerita tentang mereka akan berakhir. Kisah yang ditunggu banyak orang, akan berakhir dengan kehidupan mereka masing2. Ternyata, mereka tidak akan pernah menyatu.
Semoga akhirnya nanti, mereka benar2 menemukan kebahagiaan masing2. Itu doa Tina kepada Tuhan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar