Translate

Selasa, 08 November 2016

HERO_KU, putrimu setelah kepergianmu...

Bukan karna aku sudah kuat, sehingga aku sanggup menulis..
tapi karna aku takut, semakin lama aku takut melupakan detail semua tentangmu.
tak ingin melepas satu detik pun kenangan tentangmu.
sekalipun sangat menyakitkan, tapi itu jauh lebih indah bagiku.
karna ku sangat bangga memiliki dan dimilikimu., menjadi putrimu adalah hal terindah..
01 Jan 2013
namanya Romadong Panjaitan.
Lahir tanggal 04 Mei 1957 tepatnya di Lumban Pinasa.
dimana aku juga dilahirkan.
Siapa dia?
darah yang mengalir ditubuhku adalah darinya.
aku selalu menyebutnya among dalam setiap tulisanku.
aku memanggilnya "bapa" dalam sehari-hari.
Dialah Bapakku...
tiada orang yang mengenalku, yang tidak mengenal bapakku. karna aku selalu bangga memperkenalkan mereka keduniaku,,
tidak heran bila disetiap media sosialku pun selalu ada foto wajahnya, dan juga foto ibuku..
aku termasuk lebay? BISA JADI....
saat semua orang tidak terlalu/tidak ingin menunjukkan kehidupan keluarganya kedunianya, bagiku tidak... karna aku sangat memamerkan tentang dia. bahkan smsnya kadang aku pamerin dimedia sosialku...

aku tidak peduli dikatakan lebay...
aku bahkan mensyukuri kelebayanku itu, suka fotoin mereka, suka menceritakan mereka, suka menulis perasaanku tentang mereka.
karna saat seperti ini, hanya itu yang ku miliki. mengingatkanku semua kenangan tentangnya.
Pikirku, bagaimana bila aku tidak pernah menulis tentangnya? bagaimana caraku untuk mengingat semua kejadian2 yang pernah ku lalui dengannya. kapan aku menangis untuknya, kapan aku berbahagia karna hal-hal kecil dari kasihnya.
engkau tahu kenapa among?
KARNA AKU SANGAT BANGGA MEMILIKIMU....

bila orang membaca tulisanku, mungkin orang akan berpikir dia adalah ayah sempurna yang tiada cela sedikit pun..
oh tidak...
karna dia pun manusia biasa juga seperti kita.
bahkan dia pernah memarahiku,,
dia pernah tidak menyukai masakanku,
dia juga pernah memukulku,
tidak membebaskanku kemana-mana,
aku juga bukan orang yg suka bercerita panjang x lebar kepadanya tentang kehidupanku...
bahkan dulu aku tidak membanggakannya...
apakah aku telah berbohong dalam tulisanku? apakah aku dalam kepura2an, hidup dalam dunia hayalan?
tentu TIDAK..
karna semua itu terjadi dimasa kecilku, masa remajaku, masa bertumbuhku menjadi seorang gadis..
masa dimana egoku masih nomor satu. dimana aku masih melihat dari segi kesenanganku..
aku yang masih belum dewasa dalam berpikir dan memahaminya.

ada beberapa hal kenangan yang ku ingat tentangnya,
"ketika aku masih SMA, badanku demam. tapi dia tidak tau. selesai nyuci baju, aku ketiduran dgn baju yg masih basah.
terus beliau memanggil2ku, dan sedikit marah. karna melihatku tiduran aja. padahal masih banyak kerjaan rumah yg belum selesai.
tapi setelah dia tau aku panas tinggi, betapa kuatirnya dia pada saat itu. langsung suruh ganti baju, pakai selimut, disuruh tidur"
dia memang terlihat tidak ramah, tapi hatinya selembut sutra.
pernah seorang teman di medan memberi kesan ketika jumpa pertama dengan bapak (waktu itu jemput bapak dari Bandara wkt pulang dari Jakarta)
"ehh bapak kamu suka ketawa ya, dia ketemu samamu wajahnya langsung tertawa begitu.
padahal kalau melihat diawal, seperti tidak ramah. ternyata bapak kamu tidak begitu"

setelah aku kuliah, pergi merantau ke Medan.
cara pandangku berubah total terhadap sosoknya. aku akhirnya menyadari kasih sayangnya yg luar biasa itu..
tak pernah 1x pun dia memarahiku lagi setelah aku dewasa, tidak pernah selisih pendapat atau apapun sejenisnya..
bahkan ketika aku pulang kampung, aku ketiduran, tidak mengerjakan apa-apa, dia tidak pernah memarahiku.
bahkan dia sangat senang bisa melihatku tidur.
jika aku bangun cepat pagi hari, dia akan bilang: "modom maho muse inang, hatop ma ho dungo"

masalah masakan?
dia tidak pernah lagi bilang masakanku gak enak. bahkan dia sangat menyenangi masakanku bila aku pulang kampung. ada satu resep sambal buatanku yang sangat dia sukai.
dia sejak sakit tidak pernah banyak makan. tapi bila aku sudah buat sambal itu, dia akan makan banyak , dia akan simpan sambalnya, biar tidak dihabiskan yang lain.
bahkan ketika aku sudah di Medan, pernah disatu waktu, Bapak minta adek sipudan minta resep itu dariku, karna ingin makan sambal itu. tapi sepertinya si adek gagal kala itu, kata bapak tidak persis seperti buatanku.
*Among,, mungkin tidak akan buat sambal itu utk waktu lama. takut jd teringat denganmu :'(
ketika dulu dia tidak menyukai masakanku, dia secara tidak langsung mendorongku untuk bisa masak..

Hei Dad,,
masih ingat komenmu ketika aku dalam penyusunan Tugas Akhirku?
"Jangan pernah takut minta uang ya boru, masih ada uang bapakmu" :(
aku tau kenapa komenmu begitu, karna menyadari saking hematnya borumu kala itu. bahkan aku akan selalu mengingat caramu membelaku ketika ada keluarga yang membicarakanku dibelakangku yg mengatakanku boros. "aha siboroshon ni boruki, haru mangido hepeng pe so hea boruki"
bukan kah itu menjadi tangisanmu juga pada saat aku wisuda? "diboto ho do boru jolma na susah amongmu, dang hea susah natua2mu dibaen ho nang pe kuliah ho" yap.. mengingat itu among

tahun 2012 aku pernah jatuh sakit... dia sangat kuatir waktu itu, aku tau itu ketika dia menelponku. ketika aku tidak terlalu meresponnya karna kondisiku yg sudah lemah.
dia tidak bisa langsung ke Medan pada saat itu, karna masih harus ngajar..
tapi aku sangat ingat, hari Jumat dia tiba di Medan, nyampe kos dia langsung melirikku di kamar yang sudah terbaring lemah.
Akan selalu ku ingat komenmu bapak_e pada saat itu, cuma bilang: "toho do hape marsahit borukki. gale hian do ibana"  dan dia menangis pada saat itu..
sebenarnya aku pura2 tidur pada saa itu, tapi aku menangis.. tidak tega ngelihatmu sangat mengkuatirkanku.
dan sejak aku sakit, tidak rela banget dia ngelihatku ngerjain kerjaan rumah kalau pulang kampung. dia tidak bisa melihatku lelah sedikitpun.. bahkan dia mau nyapu rumah walau aku masih tidur, dia tidak akan membangunkanku itu.
baginya: yang penting aku mau banyak makan, bisa istirahat, itu sudah lebih dari cukup untuknya.
bahkan dia pernah berpesan sama adekku yg cowo: "mangaloppa ho dijabu, asa mangan kakakmi"
kami malah tertawa.. yg cewe siapa, yg kakak_an siapa, tapi yg disuruh masak, siapa?
suka ngesms adekku hanya untuk berpesan: "ingatkan kakakmu untuk makan"
ahh Dad... Bapak sangat takut kalau aku sakit lagi :( padahal sakitmu jauh lebih menyakitkan sebenarnya.

Okt 2015..
adekku cwo yg paling kecil wisuda, tapi karna penyakitnya dia tidak ikut ke Medan pada saat itu.
waktu Mama nyampe medan, langsung nelpon beliau. nanya sudah makan atau belum dan ini itu... aku tau, mama juga mengkuatirkanmu, dan berat meninggalkanmu sendirian kala itu.
tapi dengan aktingnya yg luar biasa, dia jutek banget jawab telpon mama. dia cuma jawab" ya ya.. sudah ya. sibuk au"
ehhh memanglah bapak mon' kata mama pada saat itu..
tapi 5 menit kemudian, HPku bunyi... isinya "ai sai tangis do au boru saonari, lungun hurasa dang boe au dohot mamereng ito mi wisuda"
betapa tercabik-cabik hatiku membacanya kala itu. aku pergi menjauh meneteskan airmata sejenak, biar mama gak tau..
dan aku hanya balas pada saat itu: "sehat ma bapak da pa.. dang pola boha sibeser itu. na penting ingkon sehat do bapa"
dijawabnya: "Olo inang"
padahal aku tau, semua hati kita pada saat itu dalam kesedihan. tapi semua menutupi kesedihan itu. semua berjuang untuk kuat. biar tidak membuat dia semakin sedih..

dia,, dalam usianya yang sudah semakin tua, dan dalam kondisi sakit.
tentulah kerinduannya sangat menginginkanku menikah.. aku tau itu!
secara pribadi, dia tidak pernah berkata kepadaku: "menikahlah boru" Tidak...!!!
dia selalu menjaga privasiku, aku tau dia tidak pernah membebaniku dengan pertanyaan itu. dia sadar, pertanyaan itu bukan membuatku cepat menikah, justru akan membuatku menjadi stres.
tapi dia juga sadar dan tau, bukan karna aku tidak ingin menikah. tapi belum waktunya.
dia sosok yang sangat bijak..

Januari 2016,,
dia mau berobat ke Jakarta kala itu. dia sudah bersedia berangkat, bersedia pergi walau tidak ditemani.
baiknya dia, tidak meminta kesiapapun kami anak2nya untuk menemaninya. itulah bapakku, tidak mau merepotkan anaknya.
walau pada saat itu, aku tersadar: "aku harus pergi menemaninya. siapa yg akan jaga dia dibandara. siapa yg ngurus dia disana, dan bla bla"
jadilah aku menemaninya berobat kala itu.. sekejap juga aku meninggalkan kerjaan.

dari Jakarta tidak memberi hasil yang baik. dia bosan, dan ingin langsung pulang kampung. tidak mendengarkan siapapun lagi, bahkan mama juga diabaikan,
tapi ketika aku berbicara: "Pak,, berobat lagi lah kita di Medan ya pak. biar kita cek dl yg lain ya pak. takutnya nti sakit bapak berefek ke organ lain"
dan seketika juga dia langsung luluh.. :( "tunduk banget sama borunya ini"
akhirnya kami semua senang kala itu, dia mau dibawa berobat dan cek ulang lagi.
Mama komen becanda sama dia bilang : "ido, ikkon borumi do mandok asa olo ho ateh"
dan dia pun cuma tertawa.

Ulang tahunmu 3 tahun ini,,
Mei 2014,,
waktu dia ulang tahun, aku bertanya" Pak, mau dibeli kado apa?"
pada waktu dia cuma jawab: "lomomu ma boru" gitu aja...
jadilah waktu itu aku belikan jacket untuknya. waktu kadonya nyampe, dia nelpon aku bilang gini:
"mauliate da boru nga sahat kadomu. ai diboto ho do bah aha lomo ni rohakku..: katanya.
ternyata bapak memang ingin dibelikan jacket kala itu. tapi dia gak reguest seperti biasa.
mungkin dia menguji perasaanku.. :)

Mei 2015
biasanya sebelum hari ulang tahun, aku pasti sudah bertanya: "pa, mau dibelikan kado apa"
tapi tahun itu benar-benar aku tidak pernah singgung tentang ulang tahunnya.
aku diam,,.
bahkan sudah tanggal 04, aku pun tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
kira2 pukul 09 Wib, tiba-tiba aku dapat sms dari beliau.
bilang: "Mauliate da inang, nga sahat be kadomu. las hian rohakku inang.. hupikkir lupa ho boru ulang tahunku. ninna rohakku, "biasa boruki do parjolo mandok selamat ulang tahun tu au. sukkun2 rohakku. hape dang na lupa ho hape inang" katanya...
yap.. kali itu benar2 ingin kasih kejutan kebapak. semuanya sudah kuatur dengan cantik..

Mei 2016,,
basa basi aku bilang: pak... tuhoronku do kadomu pak?
dia jawab: dang pola boru, sai sian dia hepengmu, nga habis hepengmu manuhori obathu... "Olo pak" jawabku..
benar2 tgl 04 Mei, aku cuma sms selamat ulang tahun kepadanya..
tapi dia tidak tau, kalau tanggal 04nya aku sudah dalam perjalanan pulang kampung ke tarutung untuk ngerayain ulang tahunnya.
pulang dengan "tersiksa" harus tenang karna bawa cake ulang tahunnya..
ketika aku tiba, dia sangat senang. dia cuma bilang: "eh boru, pola tuhoronmu kue i. ala gabe loja ho didalan"
tapi wajahnya penuh bahagia..

alhasil tiba disipoholon, cake tidak utuh banget lagi. aku bilang padanya:
"eh pa,, nga sega be. hape bagak hian do kuemu on pa"
dia pun tertawa jawab:
"on pe bagak dope inang" :)
jadilah aku percaya diri waktu itu.. karna dia pun senang..


tahun 2016, tepat bulan Februari, dia pernah ngesms aku lagi:
Katanya dia lagi menangis, lungun rohana dung lao anakna siampudan i mangaranto dao tu Kalimantan.. (kusadari sekarang ini, lungun rohana sebenarnya bukan karna jauhnya si adek merantau, tapi sepertinya feeling dia sudah berkata: tidak akan pernah ketemu lg sama anak siampudanna i utk selamanya. sepertinya itu...)
aku mencoba menghiburnya kala itu. yang akhirnya aku membuat perjanjian dengan bapak, akan sering pulang kampung, biar gak terlalu kesepian mereka dikampung.
dia senang menjawab smsku kala itu, jawabnya "olo inang"
biasanya dia nolak. kali itu, dia gak nolak..
Bln Mei aku bisa pulang kampung,
tapi Juli aku gak pulang kampung, karna pada saat itu aku pergi liburan..
dia bilang" tidak apa2 inang"
Agustus juga tidak jadi pulang, karna kesibukan dan kondisiku.
September baru bisa pulang kampung lagi.. *aku menyesali kesibukanku dl bapak_e, membuatku mengingkari perjanjianku itu., tadinya ingin berjuang pulang tiap bulan :(

Sept 2016,
Ada tanggal merah tgl 12 .. bimbang antara pulang kampung atau tidak. bahkan sempat merencanakan ingin pergi jalan-jalan sama teman.
tapi tiba2 semuanya berubah.. karna waktu itu adek paling kecil nyuruh aku pulang.
katanya mamak dan beliau tidak baikan.
karna saking sakitnya yg diderita bapak, kadang bawaannya marah.. jadi disuruh adek pulang, katanya biar baikan org mama. jadilah aku pulang tgl 10 tanpa memberitahukan mereka..
walaupun sudah ditengah jalan, akhirnya ketauan aku pulang kampung.
dan kata adekku, mereka langsung baikan waktu tau aku pulang.
jujur,, mereka tidak tau kasus ini.. karna menjadi misi kami berdua aja sama adek pudan.. dan jujur, misi kami berdua berhasil.. :)

kondisi bapak memang sakit lagi kala itu,,
dia cuma bisa dirumah aja.. bahkan saat ada acara adat pak tua, dia tidak ikut pergi..
hatiku sudah mulai gundah kala itu..
12 Sept,,
aku ikut pergi menemaninya pergi berobat..
pulang berobat, masih makan mie bersama. dan mama masih belikan sepatu untukku saat itu.

sampai akhirnya, 03 Oktober 2016 itu datang...
aku tiba-tiba dapat info kalau bapak masuk rumah sakit. untuk pertama kalinya, dia masuk rumah sakit... selama ini, sesakit apapun yg dirasakan tidak pernah mau sampai diopname..
perasaanku langsung gak enak,,

bahkan aku langsung memutuskan pulang kampung. walaupun mama sangat protes besar, nyuruh gak usah pulang. kata mama: "gak usah pulang dulu. lihat perkembangan dl dari dokter. bapakmu cm karna demam aja. gak kenapa2 itu.. gak usah pulang. nti gimana kerjaanmu"
Iya iya mak "jawabku meyakinkan mama.
tapi aku tetap pulang...
tiba sudah jam 8 malam di RS Tarutung. Kala itu ketika aku nyampe, ada yang sedang datang kunjungan..
"tiba2 aku menangis. dia komen samaku: "bah na ro do ho boru? dia sambil menangis.. yap,, dia benar2 menangis..
karna melihat dia menangis, aku gak jadi menangis.. takut buat dia semakin sedih..
disanalah dimulai perjuangannya..
hampir tidak ada tidur, lupa makan, demi stand by untuk jagain dia..
ketika mama kadang merepet sama bapak karna "gak suka makan" "selalu menolak makan", bapak akan balik merajuk dan marah sama mama. langsung berbalik membelakangi kami. sebenarnya aku paham kondisi mereka, bukan sama2 ingin marah...

maka aku suka buat perjanjian dengan Bapak:
"iya iya,,, gak usah dl makan bapak ya. tidurlah dulu sebentar.  biar berkurang sakit bapak.
tapi 10 menit lagi, makan bapak ya. cm 2 sendok aja ya"
dan akhirnya dia akan mengiyakannya., (itulah caraku menaklukannya utk mau makan)
sama halnya dalam minum obat. harus pakai jurus mengalah banyak, "tiap hari ganti jurus untuk membujuknya mau minum obat"

Kalau tidur,,, harus sambil dikusut kedua kakinya.
kalau kaki sudah mulai baikan, tangan pun harus diusap-usap, biar bisa tertidur...
kalau tangan sudah enakan, gantian kaki yg harus dikusuk-kusuk.
pengalaman bodoh pun pernah terjadi waktu jaga bapak.
"malam itu mataku sudah sangat lelah dan ngantuk. rasanya sudah gak sanggup untuk terjaga.
tapi harus terjaga. karna bapak belum bisa tidur juga..
dengan "sok pintar" aku buatin minyak kusuk bapak ke daerah mataku. pikirku: "biar mataku sedikit perih, biar ngantukku hilang"
dan apa yg terjadi?? mataku bukan cm perih tapi tiba2 sangat panassss, pikirku saat itu, aku sudah akan buta. aku lari2 ke kamar mandi, bilas mata sejadi2nya. karna panasnya minta ampun. abgku tiba2 masuk nanya: "kenapa? aku cuma bilang, mataku panas. aku malu mengakuinya. sebenarnya aku sudah ketakutan bisa buta kala itu"

kadang tengah malam ketika aku masih stand by jaga, airmataku berjatuhan.. suka menangis.
melihatnya terbaring lemas, tak berhenti berdoa kepada Tuhan untuk diberi kesembuhan.
karna ketika dia sadar, dia tidak boleh melihatku menangis.. hanya tengah malam lah waktuku untuk menangis. dan biar mama juga tidak melihatku yg sudah kehilangan harapan.

(hei among,,
masih ingat waktu pahoppumu si Fero tiba di RS Tarutung, bapak tidak terlalu respon.
padahal biasanya bapak sangat senang melihatnya. kita berpikir kmrn, bapak akan senang, akan membuat bapak cepat sembuh setelah melihat cucunya ini)

hari demi hari, kondisinya tidak ada perubahan.
bahkan sabtu pagi,  kami malah mendengar kabar yg semakin gak enak dari dokter.
kala itu, aku benar-benar tidak bisa menahan air mataku lg.. aku pergi keluar dari ruangan.
aku terdiam membodoh diluar, tapi air mataku jatuh dan jatuh terus mengalir... rasanya, sakit banget mengingat rasa sakit yg dialami bapak...
beberapa jam aku hanya bisa nangis, nangis dan nangis...
aku tidak menjaganya, tidak memberinya makan, tidak menyuapinya.. aku cuma duduk..
mama, abg dan adek yg akhirnya memberinya makan kala itu..
hatiku seakan marah!! kenapa justru makin drop.. aku pikir, dia semakin membaik.
tapi tidak tau mengungkapkannya..
setelah siang hari, hatiku mulai membaik. kembali jagain bapak.. tidak ada lagi air mata, berusaha kuat..

dan kami memutuskan untuk rujuk ke Medan.
9 Oktober Minggu sore , jadilah bapak dirujuk ke Medan. aku yg sudah stand by dan sll disamping bapak, tidak rela jauh darinya, memutuskan ikut didalam ambulance. jagain dia...
walau aku tau, fisikku yg tukang mabuk perjalanan ku kali 0. aku percaya diri, pasti bisa melewatinya, merasa yakin, fisik masih kuat walau sudah tidak tidur selama 1minggu.
nyatanya tidak! Tarutung Siborong2 sudah mengalahkanku.. mabuk perjalanan sudah menyapaku.
tapi karna niat tidak mau pisah dari bapakku, aku berjuang kuat.. terus bertahan dan bertahan.
dan tiba2 diparapat, akhirnya aku runtuh dan menyerah. semua isi perut terpaksa keluar. badan akhirnya tumbang.. jadilah ganti posisi sama abgku..

ketika makan malam diparapat, abg dan adekku maksa biar aku makan. tapi alasanku wkt itu "mau tidur aja, tidak seler makan, karna mabuk itu"
tapi sebenarnya, ketika mereka pergi makan. "aku menangis sejadi2nya dimobil, tidak 1detik pun tidur. rasanya beraattt banget pisah dari bapak. rasanya tidak terima tidak bersamanya. aku marah2 ke fisikku kala itu, "hei fisik, kenapa pada saat seperti ini tidak bisa kerjasama,. aku tidak membutuhkanmu mabuk saat ini. aku tidak membutuhkan tumbang" aku menangis2
kalau bukan karna disuruh nyuapin keponakan utk makan, mungkin aku akan  kehabisan airmata saat itu.
aku pun gak tau kenapa tidak terima kala itu pisah dari bapak.
(mgkn jiwaku sudah mulai feeling kali ya)

tgl 11 Oktober itu pun akhirnya datang..
tanpa berkata 1 kata pun, bapak dengan nafasnya yang mulai satu-satu, dan si adek pudan sempat melihat airmatanya jatuh, akhirnya ya akhirnyaaa dia pergi untuk selamanya....
(tanpa menunggu anak dan cucunya yang sudah dipesawat menuju Medan untuk jenguk bapak. sama sekali tidak ditunggunya lagi.
inilah yg membuat bapak sebenarnya menangis waktu anak sipudannya itu pergi merantau ke Kalimantan Januari kmrn. karna dia tau, itu menjadi perjumpaan terakhirnya. walau anaknya itu sudah dipesawat pun, gak mau dia menunggu)

duniaku yang dulunya dipenuhi kekuatan dan keceriaan, serasa terjatuh berkeping-keping.. hancur berantakan!!
seperti mimpi, tapi aku tau itu nyata. karna air mataku benar-benar membasahi pipiku..
aku menyentuh tubuhnya, tidak ada lagi respon. aku tekan kakinya biar dia kesakitan, itupun tidak direspon juga.
dan ketika para perawat mulai buka semua peralatan yang terpasang, melihat dia terbujur kaku, diam tenang. aku melihat dan sadar: "benar! dia bukan lagi bapakku. ini tinggal daging yang tak bernyawa"
aku berharap kala itu, dengan sebanyak2nya air mataku yg jatuh, Tuhan akan kasihan samaku dan bersedia mengembalikan nafasnya kembali. karna aku tidak menginginkan daging yang tak bernyawa itu..
tapi ternyata beberapa waktu kemudian, Tuhan tidak juga mengubah keputusanNya. Dia benar-benar telah mengambil ciptaanNya itu dari keluarga kami.
Tuhan telah menyelesaikan perjuangannya di bumi ini.
bahkan ketika siadek pudan teriak2 pun, tidak mengubah waktunya Tuhan juga.

dengan muka bodohku, masih bengong serasa mimpi itu, aku masih bisa nelpon para kerabat, untuk kabarin kepergian bapak.
sebenarnya bukan karna aku kuat waktu itu. tapi sebenarnya itu caraku memberitahukan ke dunia:
"duniaku lagi hancur berkeping-keping"
seketika rumah sakit dipenuhi banyak orang yang datang untuk menghibur kami sekeluarga, yang membuatku makin menangis..
bahkan aku masih ingat gimana aku nangis2 nelpon amang pendeta kabarin kepergian bapak. mungkin pada saat itu, aku pun kehilangan sopan santun cara menghubungi amang. karna duniaku sudah gelap..
Hp yang bunyi terus, dengan mengalirnya ucapan duka, sama sekali tidak loading membacanya.
orang-orang terus menguatkan kami, mendampingi kami saat itu,
bahkan ketika mereka berkata: "Bapak sudah sembuh, sudah tidak sakit lagi, sudah bahagia bersama Bapa diSurga" tapi gak mengubah duka hatiku juga.
kondisiku yang belum makan seharian pun, makin mendukungku untuk tergeletak..
sampai akhirnya aku dibisikkan: "senta kamu harus kuat, berdoalah minta kekuatan dari Tuhan. kamu harus berdoa.."
perlahan, mulutku pun kala itu mengucapkan kata demi kata, berdoa kepada Tuhan..

dan kini kusadari, Tuhan tetap ada bagi kami.
Tuhan memberi kekuatan bagi kami sekeluarga. karna pada saat itu, tidak ada yang sampai pingsan.. aku melihat kami semuanya benar-benar dikuatkan Tuhan.
aku tidak menyangkal air mata yang jatuh terus dipipi kami semua,
tapi dengan tetap bisa berdiri, aku meyakini Tuhan telah memampukan kami melewati tahap awal.
Dia juga mengirimkan banyak orang mendampingi kami selama persiapan pulang kampung.
Tuhan cukupkan semua kebutuhan melalui anak2Nya yang datang..

14 Oktober 2016
terakhirnya melihatnya didunia ini.














Among,,,
mau tau bagaimana dunia kami setelah kepergianmu?
oh tidak, ganti pertanyaaan..
apa yang akan terjadi denganku setelah kepergianmu?

Pada saat orang-orang memberi kata penghiburan disetiap acara, aku berjuang membuka telingaku sebesar-besarnya, membuka hatiku, untuk mendengar semua itu.. karna ku sadari, itu yang sangat ku butuhkan, biar aku tidak menjadi putrimu yang mandele, yang kehilangan harapan.
aku selalu menyanyikan setiap lagu yang dinyanyikan, yang akan mengembalikanku menjadi pribadi yang kuat.
banyak sekali kata-kata penghiburan dan kekuatan yang kami terima.
banyak sekali kasih sayang dan perhatian yang kami terima,
Keluarga, Tetangga dan Sahabat..
semua berlomba untuk mendampingi kami..
buahmu kami terima among.. semua memperlakukan kami dengan baik..

Among,,
aku tidak berkata, kalau aku sudah kuat saat ini, karna sebenarnya duniaku masih runtuh.
bahkan aku menjalani hari2ku saat ini masih sebatas tanggungjawab,
aku mengerjakan pelayananku masih sebatas tanggungjawab,
tapi bukankah itu langkah kedua dari kekuatan yang kami terima dari Tuhan?
Dad,, tidak apa kan kalau hatiku masih berduka, tapi tanggung jawabku tetap ku jalankan.

sebentar lagi hari Guru
tidak lagi mengucapkan selamat hari guru buat pahlawan kami ini

saat orang bergembira menyambut Natal, tidak  bagiku.
bukan pembicaraan yang menarik untukku saat ini..

kelak kalau aku ulang tahun, tidak ada lagi ucapan darimu kan bapak-e.
kok bisalah, aku gak minta kadomu darimu diulang tahunku kmrn :(

kalau bapak ulang tahun, aku tak perlu memikirkan surprise lagi kan pak.
tidak menyisihkan uang lagi untuk beli kadomu.

Tahun baru nanti, kami akan melewati detik2 pergantian tahun itu tanpa kepala keluarga lagi
tidak ada lagi salam "selamat tahun baru pak" dan tidak ada lagi tawa khasmu itu.
aku tidak akan bilang lagi: "sai lam tu sehat na ma bapak dah, sai malum parsahitonmu pak"
kalau pergi tahun baruan ke rumah tulang, semua akan terasa sepi. tidak ada lagi yang membuat candaan dan humor. lungunan nama hami....

Bapak...
11 November 2016
tepat hari ini 1 bulan engkau telah pergi,
Jujur!! tapi suasana hati masih tetap sama..
tak ingin berkata-kata manis, tak ingin berharap lebih utk kebahagiaan,
biarlah ku lewati hari-hariku saat ini dengan caraku dan atas seizinNya.
karna ku tau, Tuhan pun masih memahamiku saat ini.
semua ada waktunya, itu FirmanNya..


01 Jan 2016 - the last New Year kita bersama

10 Januari 2012
we will miss you dad...

our story dad...
momen terakhir beli bajumu dad
momen bapak belajar pakai android

tawa khasmu

how much I love you :*
will miss you dad...

Senyum terakhirmu....

R.I.P R.Panjaitan (04 Mei 1957 - 11 Oktober 2016)


tulisan ini penuh perjuangan!!
sudah lama memulai, tapi mengakhiri sangat susah
berjanji ke diri sendiri, harus selesai hari ini...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar