Translate

Rabu, 25 Juli 2012

Kasih & Keadilan Yang Sesungguhnya

APAKAH ANDA TAU DENGAN PASTI,
BAHWA ANDA AKAN BERSAMA ALLAH DIDALAM SURGA


Tak seorang pun tahu kapan dan bagimana dia meninggal.
Jika anda meninggal dunia pada hari ini, apakah anda yakin pasti masuk surga?”
Banyak orang ragu untuk menjawabnya. Apapun jawaban anda, ada satu pertanyaan lagi yang penting..
“Jika anda meninggal dan Allah bertanya:
‘Mengapa Aku harus mengizinkan engkau masuk surgaKU?’ apa jawab anda..
Banyak orang akan mengatakan:
“Kalau kita rajin beribadah, tidak berbuat jahat, melakukan yang baik, mentaati ajaran agama, tentunya dengan semua kebaikan itu kita harap kit a boleh masuk surgaNya”
Tapi pernahkah kita berpikir ‘harus sebaik apakah kita, supaya kita layak masuk surgaNya?’
Nah inilah kabar terbaik yang anda perlu dengar:

SURGA ATAU HIDUP KEKAL ADALAH KARUNIA ALLAH
Itu seumpama hadiah yang tidak layak kita peroleh. Diberikan secara gratis tanpa harus membayar dengan apapun baik itu dengan ibadah, perbuatan baik atau amal kita.
Surga atau hidup kekal juga tidak kita dapat karena usaha atau kita terima sebagai upah karena kita melakukan sesustu pekerrjaan untuk Allah.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri”
Meskipun merupakan hadiah, tapi tidak berarti semua orang memperolehnya. Apakah yang menghalangi kita menerima karunia ini?

DOSA
SEMUA MANUSIA ADALAH ORANG BERDOSA, TERMASUK DIDALAMNYA ADALAH KITA
Menurut anda: Apakah dosa itu?
Dosa: pelanggaran terhadap hukum2 Allah seperti membunuh, zinah, kemarahan, tipu daya, pikiran jahat, nafsu, tidak melakukan kebaikan, bahkan tidak peduli terhadap Allah itupun dosa.
Seandainya kita hanya melakukan 3 dosa sehari, berarti dalam 1 tahun sudah lebih dari 1000 dosa dan kalau kita diberi hidup 70 tahun berarti ada 70.000 dosa, dengan dosa sebanyak itu layakkah kita masuk sorga?

Tuntutan Allah adalah sempurna.
Tidak mungkin kita menyajikan telur dadar dari 9 telur yang baik dengan satu telur busuk. Meskipun hanya satu yang rusak, itu sudah mencemari semua yang baik.
Demikian juga dihadapan Allah yang sempurna; bahkan hanya dengan 1 dosa saja semua kebaikan kita sudah cemar dan kita tidak layak masuk surga. Jadi usaha manusia mustahil, maka harus ada cara yang berbeda..

Mari kita melihat bagaimana cara Allah
Menurut anda: Bagaimana sifat Allah itu?
Banyak orang yang salah mengerti. Ada yang menggambarkan Allah seperti kakek yang hanya menekankan kasih tapi mengabaikan keadilan. Sebaliknya ada yang menggambarkan Allah seperti polisi yang hanya menekankan keadilan tanpa kasih.
Keduanya keliru, yang benar:
Allah itu kasih sekaligus adil
Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal tapi Allah yang sama adalah Allah yang adil yang tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.

Apakah anda melihat sebuah dilema?
Allah yang kasih tidak ingin menghukum, Allah yang adil harus menghukum manusia yang berdosa.
Hukuman dosa ialah maut, neraka selamanya.
Bagaimana kasih dan keadilan Allah bertemu?


Sebuah kisah nyata:
“Shamila adalah pemimpin kaum revolusioner yang berusaha menggulingkan kaisar Rusia yang dictator. Suatu malam pengawal shamila melaporkan bahwa ada yang mencuri makanan. Shamila naik pitam karena persediaan makanan mereka sangat terbatas. Maka diumumkan, siapapun yang tertangkap basah mencuri makanan akan dicambuki 50 kali dimuka umum.
Tidak lama setelah itu, pengawalnya melaporkan bahwa pencuri itu sudah tertangkap – namun ternyata pencuri itu tidak lain adalah Ibu shamila sendiri. Shamila menghadapi dilema. Kalau dia mencambuki ibunya untuk menegakkan keadilannya, ibunya akan mati. Namun kalau dia tidak menghukumnya karena kasihnya kepada ibunya, orang tidak akan mengakuinya lagi sebagai pemimpin yang adil.
Shamila harus tetap menjalankan hukuman demi keadilan. Tetapi karena kasihnya dia melepaskan pakaiannya dan memerintahkan pengawalnya untuk mencambuk dia sebagao gantinya.”
Kita lihat! Dengan cara mengorbankan diri inilah keadilan shamila dapat ditegakkan dan sekaligus kasihnya kepada ibunya dibuktikan. Hukuman sudah dijalani, tetapi shamila sendirilah yang menjalaninya.

Other:

Ada cerita tentang seorang wanita muda yang tertangkap di diskotik ketika sedang diadakan razia narkoba oleh aparat negara. Ia dihadapkan ke meja-hijau. Jaksa penuntut membacakan dakwaan dan tuntutan. Maka, sang Hakim-pun bertanya kepada si tertuduh : “Anda bersalah atau tidak bersalah?”
Gadis tersebut mengaku bersalah, minta ampun dan ingin bertobat. Namun sang Hakim yang adil itu tetap mengetuk palunya mendenda Rp. 10,000,000.-- atau penjara 3 bulan.
Tiba-tiba terjadi hal yang mengagetkan semua orang dalam sidang tersebut. Sang Hakim turun dari kursinya sambil membuka jubahnya. Ia segera menuju kursi si terhukum, mengeluarkan uang 10juta dari tas-nya untuk membayar denda si gadis. Mengapa? Ternyata sang hakim tersebut adalah bapak dari si gadis.
Walau bagaimanapun cinta yang bapak kepada anak-gadisnya, ia tetaplah Hakim yang adil dan tidak bisa berkata : “Aku mengampuni kamu, karena kamu menyesal dan bertobat”. Atau mengatakan : “Karena cintaku kepadamu, maka Aku mengampuni kesalahanmu”
Hukum keadilan tidak memungkinkan sang Hakim mengampuni dosa anaknya dengan sesukanya “tanpa prosedur harga”. Maka ia yang begitu mengasihi anaknya bersedia turun dari kursi dan menanggalkan jubah kehakimannya, lalu menjadi wali untuk membayar harga denda. Inilah jalan satu-satunya bagi seorang hakim yang adil untuk memberi pengampunan bagi seorang terhukum yang dikasihinya. 

Demikian pula yang Allah lakukan:
Allah menunjukkan kasihNya dan keadilanNya dengan cara mengorbankan diriNya menjadi manusia di dalam Yesus Kristus.

Apakah yang Yesus lakukan?
Yesus disalib untuk menjalani hukuman atas dosa kita. “Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadaNya kejahatan kita sekalian”
“Yesus yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita, supaya didalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”

Sebelum mati Yesus mengatakn ‘sudah selesai’ artinya seluruh hutang dosa kita sudah dibayar lunas.
Dia mati, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga, naik ke surae dan menyediakan hadiah hidup kekal/ surga kepada kita secara cuma-cuma.

Karunia hidup kekal ini dapat diterima dengan iman
IMAN IBARAT KUNCI
Ada banyak kunci tapi hanya ada satu kunci yang dapat membuka pintu surga yaitu Iman yang menyelamatkan.
Iman yang menyelamatkan bukanlah:
1)       Suatu lompatan dalam gelap, artinya kita percaya tanpa tahu apa dan siapa yang kita percaya
2)       Iman berdasarkan akal saja yaitu: tahu dan setuju pada fakta sejarah tentang Yesus, tapi secara pribadi tidak pernah mengandalkan Yesus untuk memperoleh hidup kekal.
3)       Iman sementara, yaitu mengandalkan Yesus untuk hal2 sementara seperti keuangan, keluarga, kesehatan, atau kebutuhan jasmani. Semuanya itu memang baik dan anda harus percaya kepada Yesus untuk semua hal itu. Tapi ironisnya untuk memperoleh hidup kekal kita justru tidak mengandalkan Dia tetapi mengandalkan usaha, kekuatan dan kebaikan kita sendiri.

Semuanya iman yang demikian tidak menyelamatkan . Iman yang menyelamatkan adalah mengenal dan mengandalkan Yesus saja sebagai Juruselamat untuk memperoleh hidup yang kekal.
Iman yang menyelamatkan bukan hanya sekedar mempercayai Kristus dimulut atau menyetujuinya secara akal saja, tetapi menyerahkan diri kita sepenuhnya dipegang olehNya menuju hidup yang kekal atau surga.
APAKAH SEMUA INI DAPAT ANDA PAHAMI?
Anda baru saja membaca sebuah kisah terbesar yang menceritakan tentang seorang Pribadi terbesar  yang pernah hidup yaitu Yesus Kristus yang mau memberikan tawaran terbesar kepada anda yaitu:

APAKAH ANDA MAU MENERIMA KARUNIA
HIDUP KEKAL INI?
Jika ya, berarti kita mau:
1)       Menerima Yesus Kristus Sang  Pemberi Hidup
2)       Pengalihan dari pengandalan diri kepada Yesus sebagai Juruselamat
3)       Mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam hati. Artinya Dia yang berkuasa dan mengontrol hidup kita.
4)       Bertobat yang artinya berbalik dari menuruti nafsu kepada taat akan kehendakNya dengan kekuatan Roh Kudus..





MEMBERITAKAN KABAR BAIK MERUPAKAN KEHARUSAN.

SAMA SEPERTI YESUS BERTANYA KEPADA PETRUS :
“APAKAH ENGKAU MENGASIHIKU?
SAAT INI DIA PUN BERTANYA KEPADA KITA
‘APAKAH KAU MENGASIHIKU?’
JIKA JAWABANMU “YA”, MAKA LAKUKANLAH AMANAT AGUNGNYA…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar