Translate

Rabu, 30 April 2014

Mengampuni atau mengasihi

Mengampuni atau mengasihi,
pasti ada waktu kita diperhadapkan dengan pilihan ini..
Mengasihi ketika semua berjalan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, tidak perlu dipertanyakan lagi.
tapi apa yang akan terjadi ketika hidangan hidup justru berubah 180 derajat dari apa yang kita doakan.

apa yang akan kamu lakukan ketika:


1. Orangtua yang harusnya jadi pelindung dan penjagamu, berubah menjadi monster yang sangat menakutkan..
Sering kita mendengar di berita televisi, adanya kekerasan yang terjadi antara orangtua terhadap anak, bahkan kasus pemerkosaan oleh orangtuanya sendiri.
saya mengenal seorang adek (teman) yang tidak bisa merasakan kasih seorang ayah, kehangatan yang sangat jauh dari keluarga sebenarnya. justru sosok ayah adalah makhluk yang menakutkan bagi dia. sering saya berkomentar, "ya sudah, tidak perlu pedulikan lagi bapak itu. kamu sudah melakukan yg terbaik selama ini. jangan menghabiskan waktu mikirin bapak".
tapi sesuatu yang mengejutkan selalu dilakukan adek ini, dia selalu menangis dan menangis utk perlakuan ayahnya. menangis bukan karna kebenciannya, tapi menangis karna dia selalu mengasihi ayahnya itu walaupun perbuatannya sungguh sangat tidak wajar lagi.
pernah kita kecewa dengan orangtua kita? mungkin semua pernah merasakannya.
tapi belajar dari adek itu, bagian kita tetap mengasihi orangtua kita.. tidak perlu mendengar apa kata orang, walaupun dia punya alasan 100 utk membenci ayahnya, tapi dia memiliki 1 alasan yang tidak bisa dikalahkan 100 alasan itu untuk mengasihi ayahnya, yaitu karna Yesus juga telah mengasihinya.
1 Yoh 4: 7: Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

2. Sahabat yang kamu percayai mengkhianatimu
Banyak para motivator2 menggambarkan sosok sahabat itu seperti apa. Sedikit menurut saya:
Sahabat itu adalah orang yang selalu ada untukmu, disaat suka dan duka.
Sahabat itu adalah yang bisa memahamimu, bahkan sebelum kamu berbicara tentang masalahmu.
Sahabat itu adalah yang tidak akan meninggalkanmu ketika kamu dalam jalan/pilihan yang salah.
Sahabat itu adalah yang memegang erat perjanjian dan memenuhinya tepat waktunya.
Sahabat itu adalah menyimpan rahasia kita dengan tepat.
saya pernah menulis sosok sahabat yang baik di tulisan blog saya sebelumnya. http://centauripanjaitan.blogspot.com/2011/03/about-friendship_24.html
tapi apa tanggapan kita ketika sahabat itu mengingkari semua yang kita pikirkan tentang seorang sahabat.
menggantinya dengan kehadiran sahabat lain atau memilih untuk tetap mengasihinya walaupun kita kecewa.
Menjadi seorang sahabat yang baik adalah belajar dari Tuhan Yesus.
apa yang dilakukan Yesus ketika Yudah mengkhianatiNya?
apa yang dilakukan Yesus ketika Petrus menyangkaliNya?
apa yang dilakukan Yesus ketika Thomas meragukan kebangkitanNya?
apa yang dilakukan Yesus ketika semua murid meninggalkanNya pada saat penangkapan?
kemana para murid (sahabat) ketika Yesus di olok?
kemana para sahabat ketika Yesus disiksa?
kemana para sahabat ketika Yesus memikul salib?
kemana para sahabat ketika Yesus melewati via dolorosa?
bukan sahabatnya (11 orang) itu yang membantu Yesus memikul salibNya.
kemana para sahabat ketika tanganNya dipaku, ketika lambungNya ditusuk?
mereka bersembunyi cari aman..
tapi Yesus memilih mengampuni dan mengasihi mereka...
Dia tidak pernah mengurangi derajat muridNya sebagai sahabatNya sekalipun para sahabat itu meninggalkannya dalam penderitaanNya.
pernah tidak kita menghadapi masalah berat, bahkan kita berada dititik terlemah, tapi semua sahabat tidak peduli dengan keadaan kita. mereka malah memilih untuk diam dan meninggalkan kita?
kecewa? iya....
tapi tetaplah memilih seperti Yesus, menjadi seorang sahabat yang baik. Tidak perlu mendengar olokan orang lain, yang mengatakan kamu bodoh mau bersahabat dengan orang yang mengkhianatimu, karna disanalah letak KASIH itu berada.
jika mereka tidak bisa menjadi sahabat sejati untukmu, minimal kamu adalah sahabat sejati untuk mereka.
Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

3. Cintamu pergi
mungkin aku sedikit berbagi pengalaman.
aku menyukai seorang pria yang sebenarnya belum begitu lama ku kenal. mungkin sebagian orang, keputusan bodoh bagiku kenapa begitu cepat untuk memilih dia menjadi pilihanku pada saat itu.
herannya adalah, orang2 sering hanya melihat kenapa aku mau memilihnya. mereka tidak pernah bertanya apa yang ku doakan dan apa yang ku rasakan, sampai aku yakin kalo Tuhan yang mengirimkan dia untukku.
sejujurnya, ya aku juga sangat bergumul sebelum aku memilih dan menetapkan dia menjadi orang yang ku kasihi.
bergejolak antara hati, pikiran dan logika. semuanya tidak sejalan.
akhirnya Roh Kudus mengajakku menikmati jalan yang sedang ku jalani saat itu,
menegorku ut hati-hati berjalan ketika aku menginjakkan kaki diduri.
memberiku hati yang dingin, ketika kaki harus berjalan diatas jalan yang panas.
memegang tanganku. ketika aku melihat ada jalan lain yang menarik untuk dilangkahi.
memeluk badanku, ketika tubuh ini sudah mulai lelah berjalan2 bersamaNya.
mengiringi langkahku, ketika kakiku mulai terantuk dengan batu2 kecil.
memberiku cahaya, ketika dalam perjalanan aku menemukan jalan yang begitu gelap.
mendengarkanku suatu cerita perbuatan Allah yang besar, ketika aku mulai bosan berjalan2.
mengingatkanku akan waktu ketika aku bersantai-santai sambil lirik kanan kiri
mengajakku berbincang-bincang, ketika aku ingin berbicara banyak hal tentang hari2ku.
menyuruhku diam ketika emosi menghampiriku saat dia yang kubicarakan denganNya menyebalkan.
membalut luka ketika dia yang kubicarakan denganNya jauh dari yg ku rindukan selama ini.
dan akhirnya dia berbisik kepadaku:
kamu harus mengasihinya seperti caraKu mengashimu
kamu harus mengasihinya seperti caraKu menopangmu
kamu harus mengasihinya seperti caraKu mengampunimu
kamu harus mengasihinya seperti caraKu menegormu
kamu harus mengasihinya seperti caraKu mengajarmu
kamu harus mengasihinya seperti caraKu setia
kamu harus mengasihinya karna Aku juga mengasihinya.
itulah yang terjadi, akhirnya aku memilih dia untuk ku kasihi dan ku cintai.
tapi tidak lama kemudian, dia yang kuperbincangkan denganNya itu berubah arah tujuan hidup.
aku kembali memanggil Dia, mengajakNya untuk berjalan kembali. ku ingin berbincang-bincang kembali kepadaNya.
aku bertanya: kenapa ceritanya jadi begini ya.
bukankah Engkau yang menyuruhku untuk mengasihinya?
bukankah Engkau yang memilihku untuk mendampinginya?
bukankah Engkau yang menentukan pertemuan kami?
bukankah Engkau yang mengajariku untuk setia kepadanya?
bukankah Engkau yang menetapkan jalan-jalan kami?
dan saat semuanya sangat jauh dari yang dibicarakan selama ini, aku memilih kecewa. kecewa untuk jalan panjang yang telah dilewati yang pada akhirnya hasilnya kembali ke nol.
aku ingin membenci dia untuk setiap janji-janji yang tidak ditepati,
aku ingin membenci dia untuk setiap perubahan2 dia,
aku ingin membenci dia untuk setiap hal yang telah dilalui bersama
tapiiii....
aku tidak punya hak untuk itu.
bagianku adalah tetap mengasihinya. dan jika dia pergi meninggalkannya, minimal aku telah pernah berjalan bersama Roh Kudus untuk memperbincangkan dia.
dan jika dia harus meningkalkan aku dan dia, itu hanyalah pilihan dia.
Aku tidak hanya memilih mengampuninya, tapi aku tetap memilih untuk mengasihinya..
Aku akan tetap pada panggilanku, menjadi sang pendamping untuk dia. ntah menjadi sahabat atau calon teman hidupnya. aku akan ada untuk dia.. :) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar