Translate

Senin, 11 November 2013

Belajar dari Ayub

Kesetiaan anda diuji ketika sekeliling anda mendukung anda tidak setia..
baiklah, pernah mengalami hal ini?
***pasti setiap orang pernah mengalaminya.
tidak hanya dalam pembicaraan kesetiaan dalam pelayanan, itu juga berlaku didalam suatu hubungan. tidak hanya hubungan berpacaran, tapi berlaku untuk semua hubungan (pacar, keluarga, sahabat, rekan kerja dan Tuhan).
tapi sekarang, hanya ingin berbagi kesetiaan dalam pelayanan.
oke,, saya memang baru mendapatkan pengisian ini diibadah alumni semalam. tapi bukan berarti karna hal itu saya menggebu-gebu membuat tulisan tentangnya.
karna justru sebelumnya saya sudah pernah mencoba menuliskan hal ini, hanya saja belum rangkum secara keseluruhan. ***nti saya akan lampirkan tulisan singkat itu. hehehe
Belajar dari tokoh AYUB....
setiap orang Kristen, umumnya pasti tau tentang cerita Ayub. karna kisah hidupnya yang mengharubirukan. :D
dan termasuk saya, sangat banyak diberkati dengan kisah Ayub. dan sering menjadi perbandinganku, dalam masalahku dengan masalah yang dihadapi Ayub. jika sudah mengingat penderitaan yang dialami Ayub, maka sering berkata ke diri sendiri, "helloww... masalahmu apa sih? ga sebanding banget sama Ayub. segitu aja uda nyerah?"
dan ucapan Ayub merupakan ayat favoritku:
"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah Tuhan"
kalau aku kehilangan sesuatu, ayat ini menjadi peneguhan buatku. misalnya nih, kemaren2 itu hampir 3x aku kehilangan antingku. dan setiap anting itu belum kutemukan: ayat ini selalu terngiang diotak dan hatiku.
bagiku, harta/anting itu adalah pemberian Allah, dan jika harta/anting itu pun hilang, artinya aku tidak bisa memilikinya lagi.
selalu positif thinking. walaupun pada akhirnya anting itu sll kembali samaku, saat aku sudah berkata: "jika itu harus hilang, izinkan aku ut mengikhlaskannya. tidak memfokuskan pikiran dengan anting itu".
simple sebenarnya cerita ini, tapi itu tetap menjadi pengalaman luar biasa.
walaupun tidak seluarbiasa yang dialami Ayub (ketika semua yang hilang darinya, dikembalikan Allah berlipat ganda), tapi bagiku cukuplah itu bagiku. karna belum tentu orang lain pernah mengalami hal seperti itu bersama Allah. hehehe

yang saya dapatkan semalam:

Ayub itu adalah:

1. Hidup dalam kesalehan (Ayub 1:1)
Ayub 1:1 "Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

2. Hidup yang memiliki kepekaan rohani (Ayub 1: 4-5)
Ayub 1: 5 "Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa"
Ayub peka dengan keadaan anak2nya yang sangat merosot dan melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan.
Hal yang sama juga harus kita miliki, peka terhadap sekeliling.

3. Hidup yang dibanggakan Tuhan (Ayub 1:6-8)
Ada pembicaraan disorga, antara anak-anak Allah dan termasuk iblis didalamnya tentang Ayub. dan Ayub sendiri tidak mengetahui itu. dalam pembicaraan ini kita melihat, Allah membanggakan Ayub.
wah.. luar biasa bukan? Allah bangga loh...
kalo orangtua bangga dengan prestasi kita aja, sudah luar biasa bahagianya dihati kita. atau kalo orang lain memuji kita didepan umum, pasti gembira/bangganya minta ampun.
ini Tuhan sendiri yang bangga dengan Ayub. dan Tuhan tidak hanya membanggakannya dalam hatiNya, tapi didepan anak-anak Allah dan iblis.
Ayub 1:8 "Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
kira-kira, kalau saya atau kita yang sedang diperbincangkan disurga, Tuhan bilang apa ya? bangga dengan kita atau justru mengatakan kekecewaannya?
*****sungguh evaluasi yang dahsyat

4. Hidup yang mengalami ujian iman (Ayub 1: 10-12)
kali ini kesalehan dan kesetiaan Ayub akan diuji. dan itu atas persetujuan Allah. kali ini mengingatkan saya, kalau semua ujian ataupun cobaan yang terjadi dalam hidup kita adalah atas izin Allah.dan ini juga yang selalu menjadi pegangan saya, ketika saya mengalami hal-hal buruk dalam hidupku. *buruk= tidak sesuai dengan yang kupikirkan dan Tuhan inginkan. hehehe
dalam menghadapi masalah, sering memang saya banyak bersungut-sungut dan mengeluhnya. tapi sebenarnya dalam hati saya, saya mengimani semua itu terjadi atas izin Allah.
sering manusia melupakan hal penting ini. *bagiku sangat penting.
karna kalau kita lupa, kita tidak akan bisa bersyukur kepada Allah utk ujian itu. yang ada kita akan menuntut Allah yang tidak mau tau keadaan kita.
tapi coba kalo kita berpikir "ini semua atas izin Tuhan", pasti 180 derajat kita akan berubah haluan. kenapa harus takut dengan masalah2? kenapa harus takut kalah? kenapa harus takut terjatuh? kenapa harus takut gagal? kan lebih baik menikmatinya......
apapun hasil dari ujian kita, menang atau kalah, yang pasti masalah itu terjadi sudah atas izin Dia. kalau menang, Dia akan membanggakan kita disurga, kalau kita kalah, paling juga Dia tersenyum. *kalah bukan karna jatuh/ berubah haluan ya. 
Dia tidak akan menghukum kita kok! hanya saja, kita tidak akan bertumbuh atau makin dewasa. dan yang rugi siapa? kita sendiri kan..  #anggap aja itu hukumannya. wekekeke :D
Setiap orang punya peperangannya sendiri, jangan lari dari ujian iman.

5. Hidup yang setia dalam ujian iman (Ayub 1: 21)
Ayub 1: 21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
nah.. ini dia ayat favoritku itu...
pengakuan yang luar biasa bukan?
kalau dalam keadaan hidup kita normal, gampang sekali loh menyatakan pengakuan itu.
tapi bagi Ayub?? dia kehilangan anak2nya, hartanya, bahkan istrinya meninggalkannya.
bagi yang sudah orangtua, coba bayangin kalau semua anak2mu mendadak meninggal dunia? 
bagi yang sudah berpasangan, pasanganmu pergi meninggalkanmu. bahkan mengejekmu.
coba bayangin, semua harta yang km miliki (hanya pakaian yg kamu pakai yg tinggal) semuanya lenyap seketika. dan semuanya tiba-tiba. tidak ada istilah "persiapan" dulu.
masih sanggup mengatakan itu?
Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan...
tapi Ayub sanggup mengatakannya. dan aku percaya, bukan dimulut saja. tapi itu pengakuan dari hatinya.
Ayub tetap dalam kesetiaannya, sekalipun ujian yg dihadapinya sungguh luar biasa beratnya.

6. Hidup yang mengalami pengenalan akan Tuhan (Ayub 42:5)
Ayub 42:5 "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau"
pernah berkata: Allah itu baik?
setiap orang Kristen, saya percaya pernah berkata itu.
benarkah kita mengatakan Allah itu baik karna pengenal kita akan Allah? atau jangan2, karna kita mendengar dari orang lain.
banyak orang-orang Kristen yang bersaksi tentang perjumpaan dan pengenalannya akan Allah, bagaimana dengan kita sendiri? sudahkah kita mengenal Allah karna pengalaman pribadi kita?
mengenal Allah karna pengalaman pribadi sangat berbeda sukacitanya dengan mengenal Allah karna mendengar dari orang lain saja.
Ujian hidup juga bagian Tuhan dalam memperkenalkan diriNya kepada umatNya. so kenapa harus takut dengan ujian hidup?
karna dengannya, kita akan semakin mengenal Allah.

7. Hidup yang mengalami pemulihan (Ayub 42:10, 12-18)
Ayub 42:10 "Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu"
didalam perjalanan ujian iman Ayub, dia juga bermasalah dengan sahabat2nya.
so jangan berpikir, dalam menghadapi tantangan hidup, selamanya  orang terdekat kita akan mendukung. ada kalanya mereka "seperti" menghakimi kita, mereka menggurui kita, dan menasehati kita, dan lainnya. yang terkadang apa yang mereka katakan sudah kita tau. sikap apa yang kita tunjukkan? Menolak mendengar mereka bukan? tidak hanya itu, kadang kita juga jadi benci sama mereka, karna mereka tidak mengerti kita.
padahal letak kesalahan bukan di mereka, tapi kita.
Ayub 42:1-6, Ayub mencabut perkataannya dan menyesalkan diri.
dengan semua keadaan yang dialami Ayub, Tuhan akhirnya memulihkannya, setelah ia meminta doa untuk sahabat2nya. wah... pengampunan itu penting ya....

Ayub telah menjadi pemenang dari ujian imannya. karenanya Allah menambahkan berlipat dari apa yang sudah dimilikinya sebelumnya. ayat 12a: "TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu".

Orang yang menabur dengan airmata akan menuai dengan sukacita --> itu janji Tuhan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar