Translate

Rabu, 30 Oktober 2013

Cintaku atau Cintamu



Cinta siapa yang terbesar?
Benar!!! Itu yang menjadi pertanyaanku saat ini tentang kisah ini. Kenapa begitu rumit? Bahkan waktu dan jarak juga tidak bisa menyelesaikannya. Siapa yang membuat kisah ini tidak berakhir?  

Tadinya aku berpikir, aku yang terlalu memikirkan kamu. Aku yang terlalu berlebihan menganggapmu seorang yang penting dalam hidupku. Aku yang sulit melupakan dan menghapuskanmu dari cerita hidupku. Yang selalu mengingatmu saat ada seorang pria yang ingin dekatku. Dan anehnya lagi, aku suka sekali membandingkanmu dengan mereka yang datang dalam kehidupanku.

Benar!! Aku telah rusak karenamu. Dari luar aku terlihat baik, tapi hatiku sudah rusak karena cintamu. Sekarang aku tau! Bukan hanya cintaku, tapi cintamu yang merusakku.. Kenapa begitu? Kenapa aku harus menyimpulkan itu? Bukankah kamu itu adalah orang yang tidak pernah menganggap aku ada? Bukankah kamu yang membuatku tidak berarti dalam hidupmu? Bukankah kamu yang mengabaikanku selama ini? Bukankah kamu yang membuatku tidak punya pendirian dalam hidup ini?

Siapa kamu sebenarnya? Orang yang mencintaiku atau orang yang membenciku?
Kenapa suka x membuatku goyah? Kenapa suka x mengganggu pikiranku? Kenapa suka x merusak kedamaianku? Aku tidak mengenalmu lagi. Kamu orang asing dalam hidupku..

Benarkah kamu menunjukkan cintamu dengan mengabaikanku? Kamu membuatku menganggapmu orang jahat? Kamu menjadikanku seperti seorang monster yang sangat membencimu? Kenapa?
Aku tidak membutuhkanmu lagi. Aku adalah orang yang paling membencimu. Aku akan menjadi monster, bukan sperti monster lagi. Aku akan buang jauh rasa cinta ini. **jikalau aku bisa. T_T

Seberapa besar cintamu untukku? Siapa diantara kita yang paling cinta? Siapa diantara kita yang sebenarnya tidak bisa melepaskan? Siapa kita yang tidak rela berpisah? Aku atau kamu yang menunggu, siapa yang duluan menikah diantara kita? Jawabannya sekarang adalah KAMU..

Bodohnya aku, kenapa aku tidak menyadarinya selama ini? Kenapa aku terlena dalam permainanmu yang membuatku berpikir, kalo “kamu tidak pernah mengganggap aku ada, kamu tidak pernah memikirkanku, kamu tidak pernah merindukanku, kamu tidak pernah mengingat kenangan tentang kita”. Bukankah ketika bayanganmu yang hadir mendadak, itu karena kamu merindukanku? Bukankah ketika kamu menyapaku dalam mimpi, itu karena kamu sedang memikirkanku? Tapi kediamanmu membuatku berpikir, aku yang merindukanmu.. benar2 manusia menyebalkan!!! Kenapa kamu melimpahkan semua rasa ini ke aku? Kenapa kamu membiarkanku sendiri yang mengalaminya.

Aku tidak sekuat itu jelek. Aku seolah-olah jadi membenci kisah ini sekarang. Membenci, karna kenyataan yang tidak kuharapkan benar-benar akan terjadi. Hatiku lebih baik jika kamu memang sudah melupakanku. Hatiku lebih ikhlas jika kamu memang tidak pernah memiliki rasa untukku. Hatiku akan lebih menerima jika kamu datang, memberi undangan pernikahanmu, daripada kamu datang melamarku dan menyatakan perasaanmu untukku.

Aku takut menjadi membencimu, jika suatu saat kamu jujur kalo kamu jauh lebih mencintaiku dari cinta yang kumiliki dulu. Karna aku akan menyesalinya seumur hidup, jika aku akhirnya harus kehilanganmu lagi untuk kedua kalinya. Harusnya cukup satu x aja aku kehilanganmu untuk selamanya, karna akan menyakitkan jika aku harus punya cerita aneh lagi tentangmu.

Pergilah jika kamu memang sudah meninggalkanku. Melangkahlah ketika kamu telah memilih untuk mengabaikanku dari dulu. Jangan pernah berpaling sedikit pun, ketika kamu sudah berjuang untuk melangkah. Dan jangan pernah kembali untukku, karna kamu sudah harusnya tidak kembali. Tolong!! Jangan menyakitiku lagi. Izinkan! Aku bisa melangkah tanpa bayanganmu. Bukan, bukan aku yang harus melupakanmu. Tapi kamu yang harus melepaskanku. Terlalu kuat kamu mengikatku, jangankan untuk berjalan, bernafas aja terkadang susah bagiku. Tolong, jangan membuatku tidak bisa bergerak bebas! Izinkan aku bisa bahagia. 

Pergilah.. karna sudah lama aku ingin melepasmu. Walau hati ini akan sakit, tapi itu lebih baik bagiku! Aku tidak ingin kamu kembali untukku, aku tidak berharap kamu memintaku untuk mendampingimu. Aku benci memikirkan tentangmu, apalagi untuk bersama denganmu selamanya. Pernah kan mendengar, cinta dan benci sangat beda tipis?? Itulah yang kurasakan sekarang..

Tak mungkin bagi kita untuk bersatu! Aku tau itu kedengeran stupid. Kenapa “tidak mungkin”? pertanyaan semua orang.. sudah terlalu rumit cerita kita untuk dikembalikan lagi seperti dulu. Sulit untuk menganggap jalan kita itu tidak serumit yang ku pikirkan, karna pada kenyataannya memang sudah “rumit”. Walaupun sudah lama kita vakum dan membuat dunia sudah melupakan kisah kita, tapi tetap saja sudah “rumit” untuk menyatukan kita kembali. Cintaku yang selalu terfokus untukmu, pun! Tidak cukup menjadi alasanku untuk menerimamu begitu saja. 

Jikalau memang sperti kata orang, kamu adalah orang yang tepat mendampingiku, kita pasangan yang cocok, kamu adalah orang yang menyayangiku dan mengharapkanku mendampingimu, biarlah itu kata orang saja. Karna justru aku sangat membenci mendengar itu. Tidak suka ketika mereka mendesakku untuk jujur tentang perasaanku untukmu. Benci amat, ketika aku disuruh memilih antara “menerimamu kembali atau harus melepaskanmu” jika aku diberi waktu untuk memilih lagi.

Andaikan kita hidup didunia yang berbeda dengan dunia kita dulu, hatiku akan sangat bahagia bisa mendampingimu. Andaikan kamu masih sosok yang ku kenal dulu, aku akan terus mempertahankan rasa ini, agar rasa ini tidak pernah berubah. Aku akan mencintaimu setulus cintaku dulu. Tapi tetap saja!! Kenyataannya, dunia kita masih tetap sama, kita masih hidup dengan orang yang sama. Hanya waktu yang sudah berubah. Dan hatiku juga sudah berubah! Walau masih memiliki rasa untukmu, tapi tak ingin cinta kita disatukan. Kenapa? Simple aja alasanku: “ Karna malas banget memperjuangkan itu”.

Malas banget mengulang kisah yang sudah ku simpan cantik dalam memoriku. Sudah bertumpuk2 data diatasnya yang harus diselesaikan, jika ingin mendapatkan memori itu lagi. Dan untuk menyimpan memori itu, pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Aku juga berjuang untuk’nya’ dulu. Berapa x aku harus menangis! Berapa x aku harus terjatuh dalam kesalahan? Berapa x aku harus salah dalam memilih? Berapa x aku harus dianggap jahat? Berapa x aku mengalahkan egoku untuk tetap mengasihimu? Ahh…. Sudah banyak memang kisah tentangmu. Tulisan untukmu aja sudah ada beberapa, apalagi yang belum tertulis.

Intinya memang, ga usah mengganggungku lagi. Melalui bayangan kek, melalui mimpi kek, ga usah hadir lagi dalam hidupku. Bahkan ketika aku tidak mau lagi diganggu olehmu, kamu malah menyuruh orang yang tidak kita kenal untuk mengingatkanku tentangmu lagi. Astaga….. segitu besarkah cintamu? Ga usah meminta siapapun dan apapun lagi untuk menggangguku, karna itu tidak berarti lagi. Karna semakin kamu membuatku tau tentang perasaanmu, akan semakin kemungkinan membuatku menjadi benci samamu.

Jikalau ingin bersamaku, berjuanglah sendiri. Jangan mengajakku lagi untuk perang. Berjuanglah untuk meyakinkanku, berjuanglah menjelaskan cerita sebenarnya ke keluargamu, berjuanglah supaya adekmu juga bisa ikhlas menerimaku dikeluargamu, berjuanglah meyakinkan orang-orang, kalo hanya ada aku yang kamu cintai selama ini, berjuanglah untuk mengakui kamu yang salah telah membuatku memilih kearah yang salah dulu, berjuanglah meyakinkan orangtuaku, bahwa aku adalah pilihan terakhirmu, dan berjuanglah menyatakan kepada sahabat2ku, bahwa kamu orang yang tepat untuk mendampingiku. Dan setelah itu, yakinkan aku bahwa dunia ini sudah menerima kita untuk bersatu..

Jangan tanya aku tentang perasaanku, karna hatiku masih memilihmu. Tapi jangan salahkan aku, jika tidak memilihmu kalo orang-orang sekitar kita tidak mengizinkanmu mendampingiku. Itu bedanya cerita kita sekarang! Kalau dulu pilihan ada ditanganku, tapi kalau sekarang, pilihan ada ditangan mereka..

Kalo memang cintamu lebih besar dariku, kamu akan lakukan dan memperjuangkan itu kan?

Kalo memang cintamu tulus untukku, pasti kamu bisa merasakan apa yang kurasakan saat ini. Dan pasti mendengarkan isi hati ini… :D

30 Oktober 2013

Minggu, 27 Oktober 2013

BE YOUR SELF

Be your self…

Sebelum aku memulai tulisan ini, aku merenung sejenak “judul yg cocok” apa yah.
Nah biasanya, saya menulis dulu baru bisa menentukan judul. Karna judul harusnya memberi makna dari isi tulisan.
Tapi kali ini saya lebih menyukai menulis tentang yang ingin ku ungkapkan, tapi tidak ingin membicarakan tentang orang lain. Tapi ku ingin mengupas, siapa aku sebenarnya.
Tidak bisa memang dipungkiri, kalau aku juga manusia lemah. Yang terkadang melakukan sesuatu untuk mencari keuntungan pribadi atau mencari nama baik. Aku juga tidak ingin munafik, kalo sebenarnya aku juga ingin dipuji dan dihargai.
Tapi ada satu hal yang tak ku punya, ketika aku berbuat sesuatu yang baik, menolong orang, mendampingi seseorang, membantu seseorang bangkit, atau menjadi pendengar yang baik, aku melakukan itu bukan untuk mencari muka. Karna aku hanya memiliki hati, yang hanya ingin menjadi penolong bagi orang yang bisa ku tolong. Dan ada kalanya, karenanya banyak orang yang menyukaiku. Merasa nyaman denganku dan blabla…
Tidak bisa memang memungkiri akan perkataan2 ini:
-          Kamu adalah orangnya tulus
-          Senta adalah yang enak diajak berteman, setia dalam persahabatan
-          Orang yang hangat, ramah dan bersahabat
-          Enak diajak curhat
-          Bisa menyesuaikan diri dengan “orangtua, muda2i, anak-anak”.  Tidak memandang umur
-          Bertanggungjawab dengan apa yg dipercayakan kepadanya
-          Rela berkorban dan mau memberi
Bukan hal tiba-tiba aja aku mendengar perkataan2 sperti itu. Karna setiap aku mengenal orang baru, biasanya mereka selalu mendapat kesan itu. Nah,,, salahku dimana?
Dan ketika orang baru kenal samaku, berkata: “aku tau kenapa semua teman2mu sangat nyaman curhat samamu, aku bisa melihat caramu menanggapi mereka, aku tau bahwa kamu memang orang yg tepat untuk diajak curhat”
Dan ketika seseorang yg sudah lama mengenalku berkata: “anggi, bahkan dari cara jalan seseorang pun, kita bisa melihat, dia orang yang sombong atau tidak. Dan kamu memang orang yang memiliki, hati yang tulus. Itu sangat Nampak dari caramu berjalan, tersenyum, menanggapi seseorang. Itu sangat menunjukkan ketulusan aja”
Dan ketika ada orang “pintar” katanya berkata sama mama: “kamu memiliki seorang anak perempuan yang sangat baik. Memiliki hati yang tulus. Andaikan dia memiliki sesuatu yang dimilikinya, dia akan memberikannya untuk kalian. dia orang yg mencintai kalian”
Aku juga heran, kenapa ada orang yang berkata sperti itu. Karna toh aku tidak berharap mereka berkata sperti itu. Dengan mereka nyaman ada samaku aja, itu sudah lebih dari cukup bagiku.
Tidak taukah mereka, bahkan aku sendiri terkadang membenci karakterku. Sering sekali aku lupa bersyukur kepada Tuhan, dan menuntut Tuhan “kenapa aku tidak bisa sperti orang lain, yang bisa disukai orang banyak”.  Terkadang aku berpikir, mereka bukan orang yang tulus memujiku.
Semakin aku mengenal Allah, aku tau betapa karakter “yang mereka puji” itu bukan karakter sesempurna yang mereka pikirkan. Makanya, harusnya mereka tidak perlu berkata yang berlebihan tentang kebaikan-kebaikan itu. Karna aku masih sering gagal dalam rendah hati, gagal untuk mengasihi orang lain seperti diriku sendiri. Gagal ketika aku masih mementingkan kepentingan2 pribadiku.
Yah…  tolong jangan melihatku dari kesempurnaan itu sebagai hal buruk yang akan menimpamu. Karna aku juga masih bergumul, bagaimana karakter ini semakin sempurna untuk memuliakan Tuhan. Aku bukan seperti yang kamu lihat! Aku juga sering jatuh, hanya saja tidak sampai tergeletak. Aku bukan orang yang memakai kelebihan itu untuk mengambil apa yang kalian  sudah miliki dan kerjakan.
Tidak..!!! aku hanya mengerjakan segala hal untuk Tuhan #walau kadang masih gagal#
Maaf.. jika terkadang aku lupa membatasi diriku, sehingga bisa membuatku bersikap seola-olah ingin mengambil sesuatu yang kalian miliki. Karna aku juga tidak ingin memiliki dan mengambil alih apa yang sudah kalian miliki. Aku bukan orang yang kekurangan persahabatan dan juga bukan orang yang kurang kegiatan! BUkan…!!! Aku hanya ingin mengerjakan sesuatu yang bermakna, untuk Tuhan. Aku hanya ingin melayani Tuhan…
Maaf,,, jika setiap komitmen2 ku yang ku jalankan, itu juga bisa membuat kalian tersinggung, tapi aku juga tidak mungkin mengubah hal baikku hanya untuk masalah pribadi. Bahkan untuk mengerjakan itupun, bukan hal mudah bagiku. Aku juga mengalami sakitnya bentukan2 Tuhan ketika Dia memprosesku untuk menjadi seorang pribadi yang berkomitmen..
Maaf… jika tutur kataku, keramahanku, ketulusanku membuat kalian  berpikir aku mengubah banyak orang. Yahh… benar! Aku memang ingin mengubah orang, yang menurutku tidak cocok menurut Firman Tuhan. Jika Tuhan berkata: bertutur katalah yang sopan, maka aku akan menegor seseorang yang berkata2 dengan kasar. Tapi tidak dengan menjatuhkannya, tapi dengan merangkulnya dan membuat dia tau bahwa itu tidak baik. Maaf.. ketika caraku ini membuat banyak orang nyaman samaku dan percaya untuk berbagi denganku, dan bahkan mau ditegor olehku. Itu bukan karna niatku untuk merebut dan mengubah mereka berubah haluan.
Maaf.. jika aku selalu punya telinga ketika mereka ingin cerita ataupun curhat denganku. Ketika dengan segala kepolosan mereka, curhat tentang sedetail apa yg merasa rasakan, aku menanggapinya tidak dengan menghakiminya.  Maaf juga, ketika aku bisa mengalahkan keegoisan ketika aku bersama dengan mereka.
Maaf… ketika ada banyak hal yang dipercayakan samaku, aku bisa mengerjakannya dengan baik. Tapi taukah kamu, dalam hal itu pun aku banyak mengeluarkan air mata. Ketika aku menangis sendiri, ketika aku harus berjalan sendiri, ketika aku harus berpikir sendiri, taukah kamu kalau hanya ada Tuhan yang selalu memahami dan menemaniku. Tolong jangan melihatku dari hasil akhirnya, tapi sekali2 tanyalah Tuhan bagaimana Dia telah membentukku sekeras ini. Tanya Tuhan, bagaimana aku yang tidak pernah berhenti memohon kepada Dia, supaya Tuhan memampukanku terus bangkit berdiri.
Maaf,, ketika aku selalu memiliki waktu untuk setiap hal yang kita sepakati untuk kita kerjakan. Bukan karna aku kelebihan waktu, karna terkadang pun aku harus mengorbankan waktu istirahaku untuk bisa setia dan taat untuk bisa integritas dengan apa yg kita sepakati. Terkadang rasa capek dibadan, dan penyakit pun merasa capek terus ku ajak kompromi untuk mw mengalah.
Maaf,, untuk setiap ide-ide yang keluar dari mulutku, yang menurut orang lain idenya sangat memotivasi. Karna aku punya motto hidup “Membuat orang disekitarku semakin bersemangat dalam hidupnya” yah… evaluasi yang ku sampaikan juga memang untuk membangun seseorang bukan untuk menjatuhkan. Itu bedanya saya dengan banyak orang. Dan jujur! Saya sendiri pun susah menemukan pribadi yang spertiku. Dan bisa jadi, Tuhan hny menciptkanku aja persis seperti ini.
Maaf,,, karna aku minta maaf bukan karna ingin mengubah pribadiku. Tapi aku minta maaf, karna kamu bukan orang yg mengenalku dengan baik. Maaf,, aku harus tetap menjadi diriku sendiri.. karna ku ada sebagaimana ku ada hari ini, semua karna anugerah Tuhan. Dia sudah begitu lama membentukku seperti ini.. dan aku akan tetap seperti itu. Karna itu Firman Allah.

Thank you..

Jumat, 25 Oktober 2013

Selamat Ulang Tahun Ricky Abigail

Selamat Ulang Tahun
Spesial for you Ricky Hutabarat.....
Selamat ya dekku untuk 25 tahun yang telah kamu jalani dengan sempurna. Selamat untuk setiap tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik waktu yang telah kamu lalui bersama Allah.
Mari bersyukur kepada Allah, untuk banyaknya hal yang telah kamu alami hingga saat ini.
tidak hanya untuk saat-saat bahagiamu, tapi juga saat-saat sedihmu, bahkan saat terpuruk sekalipun mari bersyukur kepada Tuhan, karna apa adanya kamu saat ini semua karna kebaikan Tuhan.
semua yang kamu lalui selama ini adalah bagian-bagian dari adanya kamu sekarang ini,
Kalo ingat Ricky, kakak selalu ingat dengan pendiammu yang tak seberapa itu. hahahaha
tapi kakak senang memilikimu jadi adek PAku, karna jadi pelengkap buat KPA Abigail lainnya.
Disuru ngomong sesuatu, pasti jawabnya: jawabannya sama dengan yang lain kak.
dan kk selalu ingat, si Frangky selalu gemes x sama hidungmu yg super mancung itu. trus,, tiba-tiba frangky merasa ilfill sendiri kalo da kena minyak wajahmu itu.
Trus Cairo dengan sok kedewasaannya selalu memberimu semangat terus, ayoklah ki, jangan diam2.
si coco, ahh..... itu pacarmu dulu.
hahahaha
intinya, kalian memiliki keunikan masing-masing....
tapi walaupun kamu pendiam, anehnya kamu adalah orang yang selalu memahami kakak. dibilangian A sampe Z, semua didengar dengan baik-baik. walaupun kadang, kamu kalah juga. karna banyak yg kita bicarakan, tidak kamu kerjakan. :D :D
dan Kiki adalah orang yang nggak pernah mau marah sama kakak. ga tau karna pendiamnya (jadi menyimpan segala kekesalan) atau karna memang sangat mengasihi kakak. hehehe
tapi walaupun kamu pendiam, kakak melihatmu adalah seorang yang bertanggungjawab. kakak tau, kelak kamu akan menjadi seorang Suami yang baik, Abang yang baik, Anak yang baik, teman yang baik dan Adek yang baik buat kakak.
Jangan pernah kalah dengan godaan-godaan sekelilingmu dekku.
yang kakak lihat, lingkungan kadang bisa mengubahmu. tapi kakak berharap dan berdoa untukmu, semoga Kiki menjadi orang yg punya pandangan sendiri, pendirian dan tidak akan terpengaruh hal-hal buruk yg ada disekilingnya.
itu aja yang jelek yang kakak tau darimu. hehehe... *enak x ya evaluasinya cm itu dari kakak. :p :p

dan semoga cepat dapat kerjaan yang baik juga ya, menyusul saudara2mu KPA Abigail lainnya.
kakak selalu berdoa dan merindukan, adek2 PA kk bisa berhasil dalam karirnya, karna itu memiliki kebanggan tersendiri bagi kakak. Ibarat orangtua yg menyaksikan keberhasilan anak2nya.
kalo dipikir2, ya kakak kan jadi orangtua rohani kalian memang. hehehe
tapi bukan itu kerinduan kakak paling dalam sama kalian.
Hal paling menyenangkan adalah kalo kalian tetap bertumbuh dan berbuah didalam DIA.
semakin mencintai Tuhan dalam hidupnya, semakin mengenal Allah sang Pemilik kehidupan kita. Mengutamakan Tuhan dalam semua pilihan-pilihan hidup kalian.
Mengandalkan Tuhan dalam masa-masa sulitmu, dan tidak lupa mengucap syukur untuk waktu2 bahagiamu didunia.
Ketika kita dipilih menjadi anakNya dan kita memilihNya menjadi Bapa kita, itu adalah anugerah yang Tuhan berikan bagi kita. tapi tidak hanya sampai disitu, karna perjuangan kita melawan kedagingan tidak akan pernah berakhir. dan juga, harus semakin rindu bersekutu dengan ALLAH.
dan lagiiii....
semoga tetap langgeng sama pacarmu ya. *boru apa tahe dek?
ricky cepat dapat kerja, ngumpulin sinamot, dan cepat-cepat nikah.... hahahahhaa

Makasih untuk setiap kasihmu selama ini buat kakak ya...
Ayok Berdoa:
"Tuhan, terimakasih karna Engkau telah menjaga adekku Ricky dalam hari2nya. Terimakasih Tuhan karna Engkau telah menjadikannya menjadi ciptaanMu yang sempurna. Terimakasih untuk keluarga, perkuliahan, teman2 dan semuanya yang Engkau telah karuniakan buat dia.
Tuhan, jika Engkau telah menjaga dia selama ini, kiranya Engkau tetap menjaga dia ya Allah diusia dia yang baru ini sampai selamanya. Jangan pernah berhenti mengajari adekku ini akan rencana2Mu dan biarkan dia berjalan sesuai dengan apa yang telah Engkau rancangkan bagi Dia.
Bahkan kami juga berdoa ya Tuhan, dalam pencarian pekerjaannya, kiranya Engkau yang menunjukkan pekerjaan bagi dia, dimana dia bisa berkarya melalui ilmu yang dia dapat dalam perkuliahan, dan itu membawa kemuliaan bagiMu.
Beri dia semangat yang daripadaMu, jangan biarkan kelemahan dan kelesuan menghampirinya, tapi biarlah kekuatan yang dari padaMu yang terus memampukan dia tetap kuat, bahkan jika suatu saat pun dia menghadapi masa sulit dalam hidupnya, Engkau yg tetap menjadi penolong bagi dia sperti Engkau telah menjaga dia selama ini.
aku adalah kakak yang terbatas untuk memahami dan mengerti dia ya Tuhan, tapi kami memiliki Engkau, Allah yang akan selalu mengerti dan menjagai dia setiap saat.
dan ketika aku lupa untuk berdoa sama dia, ingatkanlah aku ya Tuhan akan kewajibanku sebagai pendoa untuk mereka, adek2 rohaniku yang Engkau percayakan untukku.
Berikan adekku ini panjang umur, dan biarlah hari-harinya semakin penuh dengan kelimpahan kasihMu.
Terpujilah Engkau Yesus. AMIN

Selasa, 22 Oktober 2013

Melayani

Jika hari ini, seseorang bertanya kepadamu: Apa yang sudah anda kerjakan ketika anda telah menjadi Kristen?
Terlebih dahulu, izinkan saya bertanya: “sudahkah anda menjadi orang Kristen?”
Jika sudah, apa alasan anda mengatakan kalau anda adalah orang Kristen?
Masih ingat pengertian Gereja? Yang berasal dari bahasa Yununi kata “Ekklesia” yg artinya Orang-orang yang dipanggil dari kegelapan menuju Terang didalam Tuhan. Gereja pertama Kis 2:41-47. Nah, sudahkah kita bagian dari orang yang terpanggil? Dmn posisi kita sekarang? Dalam kegelapan atau sudah dalam terang?
Melayani itu adalah anugerah, sama halnya dengan Keselamatan yang Tuhan anugerahkan untuk kita. Karna siapapun tidak akan pernah layak melayani Tuhan dan menjadi rekan kerjaNya kalau bukan karna Tuhan yang memilih kita di dunia ini.

Dalam pelayanan, kita diberi karunia yang berbeda-beda  (Kis 12:1-11).

Ada karunia berkata-kata dalam hikmat, ada juga karunia berkata-kata dalam pengetahuan.
Ada karunia bernubuat, ada karunia mengadakan mukjizat, ada karunia berbahasa roh dan juga ada karunia menafsirkan bahasa roh tersebut.
Ada karunia menjadi pendoa, ada karunia menjadi pendengar yg baik, ada karunia bekerja.
Ada karunia bernyanyi, ada juga karunia main music, dan lain-lain.
Tiap-tiap orang diberi karunia yang berbeda, tapi tetap dalam satu roh yaitu Roh Kudus.

Jangan heran ketika kamu melihat seorang sangat berhikmat dalam kata-kata, mampu menyejukkan hati setiap orang yang mendengarnya. Sementara disisi lain, ada orang yang sama sekali tidak dapat menghibur saat teman terdekatnya lagi berduka. Mungkin kita punya teman sperti itu, yang tidak bisa menguatkan kita saat kita terjatuh, tapi ingatlah! Bisa jadi dia adalah seorang pendoa untukmu.
Pernah melihat seseorang yang tidak pintar berdoa ketika didepan umum? Tapi dia adalah sahabat baik yang bisa memahami dan mendengar keluh kesah kita? Dia adalah orang yang bisa menolongmu, melepaskan bebanmu dengan menjadi pendengar yang baik untuk setiap masalahmu.

Kelebihan apa dari temanmu yang pernah membuatmu kagum? Bisa jadi, dia adalah orang yang pernah mengagumimu dengan karunia yang kamu miliki tapi tidak dimiliki dia. Allah mengaruniakan kita berbeda-beda talenta dan kemampuan. Tuhan telah merancangkannya dengan sempurna, karunia apa yang kita miliki, dengan siapa kita akan berjalan (teman,keluarga,pacar), dan dimana kita melayani. Yeremia 29:11Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan
Mari melihat, potensi apa yang ada dalam diri kita yang bisa kita pakai untuk melayani Tuhan. Bahkan hal terkecil yang kamu miliki, akan Tuhan pakai untuk membawa kemuliaan namaNya di bumi ini.

Kuat dalam tantangan

1 Ptr 4:11Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin”
Dalam setiap pelayanan pasti akan memiliki tantangan tersendiri bagi kita. Apakah itu dari diri kita sendiri atau sekeliling. Tidak hanya itu, bahkan orang yang kita layani juga bisa menjadi tantangan bagi kita.
Apa yang mampu membuat seseorang bertahan melayani, tidak lain hanya karna kekuatan dari Tuhan. Bukan karna tidak adanya tantangan, sehingga suatu pelayanan bisa bertahan tapi karna kekuatan dari Tuhan yang terus menopang pelayanan itu, melalui doa-doa anakNya (kita).

Melayani adalah kewajiban bagi orang Kristen

Kalau dalam ilmu akuntansi, kewajiban itu adalah golongan hutang atau sesuatu yang harus dibayarkan kepada pihak luar. Kenapa kita harus melayani?

  •  Perintah Allah
Artinya, melayani adalah hutang kita kepada Allah. Karna melayani adalah perintah Allah sendiri, dalam Matius 28:19-20, Yesus mengutus murid2Nya untuk memberitakan Injil, membabtis mereka yang bertobat, dan mengajarkan Firman Tuhan.
  • Meneladani Tuhan Yesus
Markus 10:45 “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”
Teladan terbaik dalam melayani adalah Yesus sendiri. Selama pelayanan Yesus, sangat jelas kita melihat kalau Yesus tidak pernah lelah dalam melayani. Dia selalu memulai dari pagi hari (Yoh 8:2) dan sampai hari telah malam. Dan mari kita lihat, respon Yesus ketika Dia melayani setiap pribadi yang dilayaniNya, selalu penuh kasih bukan? Tidak pernah bersungut-sungut, Tidak pernah kelelahan, Tidak pernah membatasi waktu, Tidak memandang orang yang dilayani, dan juga tidak mau terhalang hanya karna perbedaan pendapat dengan orang-orang Farisi dan Ahli Taurat yang selalu berusaha menjebakNya.
  • Karna kita adalah anakNya
Yoh 1:12Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya
Seorang anak hendaknya mengerjakan apa yang dikerjakan Bapanya juga.. Kita dipanggil menjadi anak2Nya bukan untuk duduk diam berpangku tangan menunggu kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Kita dipanggil dengan tujuan membawa kemuliaan bagi namaNya. Membawa jiwa-jiwa dalam kegelapan menuju Terang, mengabarkan Injil bagi mereka yang belum mendengar, melayani mereka yang lemah, menjadi kekuatan bagi mereka yang terjatuh.

Melayani seumur hidup

Tidak ada batas waktu bagi kita untuk berhenti melayani Tuhan. Kondisi juga tidak alasan kita untuk berhenti melayani Tuhan.
Yesus sendiri sampai mati dikayu salib masih tetap melayani penjahat yang disalib bersama-sama dengan Dia. Bahkan rasa sakit yang menghantamNya, tidak membuat dia punya alasan kepada Bapa di Sorga untuk tidak melayani penjahat itu. Olok2an prajurit juga tidak menghilangkan kasihNya, karna Alkitab sangat jelas menuliskan Yesus berdoa untuk mereka “ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:33-43).
Hendaknya kita juga melayani Tuhan sampai akhir hidup kita. Mengikuti panggilan hidup kita menjadi rekan kerja Allah. Status dan bertambahnya usia, jangan menjadikannya “kemenangan” bagimu untuk berkata “aku tidak bisa ikut melayani lagi”.

Hal-hal yang membuat kita mundur dalam pelayanan
·        
  •  Pergesekan karakter
Hal ini yang paling sering membuat seseorang mundur dalam pelayanan. Ketika kita melayani dalam suatu organisasi (terstruktur atau tidak), digereja (pengurus atau tidak), kita akan diperhadapkan dengan banyak karakter. Perselisihan pendapat atau cara pandang pasti terjadi. Tapi tahukah anda, justru disana letak keunikan Tuhan membentuk kita semakin sempurna. Syaratnya simple aja, yaitu kita mau dibentuk.
  • Berada diantara orang-orang yang tidak mengerti pelayanan
Melayani bersama orang2 yang memiliki dasar dan pengetahuan yang sama, pergesekan juga bisa terjadi. Apalagi dengan mereka yang tidak paham dengan pelayanan? Benar!! Harus banyak2 elus dada, menahan sakit, banyak mengeluarkan air mata, dan tidak dihargai. Itu sudah bukan rahasia lagi.

Pernah merasakan begini:
“saat kamu dipenuhi dengan semangat mengerjakan pelayananmu, tapi rekanmu justru tidak mau tau. Bukan hanya itu, bahkan rekanmu menuduhmu menjadi orang yang terlalu berlebihan”

“saat kamu mengerjakan pelayanan itu, kamu menemukan banyak masalah. Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang mengerti kondisimu, mereka hanya bisa menuntut kesempurnaan darimu. Bahkan bisa jadi mereka akan berkata: kamu tidak mengerjakan apa-apa”

“saat kamu lelah dan kehilangan semangat, mereka bukan tangan yang menopangmu, tapi justru mereka menyuruhmu untuk mundur dan melepaskan pelayanan itu. Yapss… “semakin menjatuhkanmu””

“saat kamu merasa akan ada orang yang mengerti kondisimu, dan ketika kamu menceritakan bebanmu ke mereka, bukan topangan yang kamu dapat. Tapi justru mereka mengguruimu dengan begitu banyak nasihat2, dan mengingatkanmu hal-hal baik yg sebenarnya kamu sudah tau hal itu”

“saat kamu menangis dan merasakan kesesakan didada dengan begitu banyak beban itu, tidak ada seorang pun yang mau tau kondisimu. Bahkan mungkin mengganggapmu sebagai orang yang keras kepala. Hal itu membuatmu tidak percaya dengan siapapun”

  • Lingkungan/Suasana Baru
Saya masih ingat, waktu saya ikut dalam pelayanan mahasiswa dulu, semangat teman-teman sangat berapi-api dalam melayani. Bahkan saya terkadang merasa enggan melihat orangnya, dan melihat diri kita yang tidak bisa mengerjakan apapun seperti yang dikerjakannya. Tapi setelah mereka alumni, dan pergi merantau “kota baru, lingkungan baru, dll”, mereka tidak lagi melayani. Mereka lebih menikmati cara hidup orang-orang di lingkungannya. Atau bisa aja, dia bekerja diantara orang-orang yang berbeda agama dengan dia, sehingga dia enggan untuk terlibat dalam pelayanan karna takut dianggap orang yang fanatik.

Punya teman nggak, kalau kita mengingatkan dia terlibat lagi dalam pelayanan akan berkata:
“aku kerja sambil kuliah sekarang, jadi belum sempat waktunya. Nantilah ya kalo da selesai kesibukan ini” yuppss… “kuliah”nya adalah hal baru yang menghalangi dia melayani.

Perbedaan tempat kita melayani dulu dengan tempat melayani kita yang baru juga bisa menjadi penghalang bagi kita untuk melayani.
STOP!!! Membandingkan pelayananmu dulu dengan yang sekarang. Karna setiap pelayanan, punya tantangannya masing-masing.
  • Tidak tertarik
Ada banyak orang tidak tertarik lagi untuk melayani, karna dia merasa sudah bosan terlibat terus dalam pelayanan yang sama. Bertemu dengan orang yang sama, mengerjakan program yang sama, selisih paham pun tetap dengan orang yang sama. Akhirnya kita memilih mundur untuk melayani dengan alasan “biarkan anak muda yang berkarya sekarang”. Jika itu memang alasannya, bukankah dia harus terlibat juga dalam pelayanan yang lain? Kalo dia mengingat panggilannya melayani, anak Tuhan tidak akan tertidur begitu lama tanpa mengerjakan apapun dalam pelayanan.

Tidak ada sebenarnya alasan kita tidak melayani, jika kita mengenal siapa Allah kita dan siapa kita yang sebenarnya. Malu-lah, jika sampai saat ini kamu tidak lagi memberi dirimu melayani Tuhan. Jika kamu punya 1000 alasan untuk tidak melayani, maka Firman Tuhan punya alasan 1juta alasan supaya kamu melayani.

Jika kamu menemukan tantangan-tantangan dalam pelayananmu, jangan berkecil hati. Dan bahkan ketika seorang pun tidak mengerti kondisimu, ingatlah! Allah yang mempercayakanmu pelayanan ini akan tetap mendukungmu. Dia yang akan tetap menjagamu. Tidak akan dibiarkannya kamu jatuh sampai tergeletak. Jika dunia melihatmu dari keterjatuhanmu, tidak demikan dengan Allah. Karna Dia melihatmu dari setiap kebangkitan2mu dari kegagalan2 itu. Jika dunia terlalu banyak memandang sepele denganmu, tidak dengan Tuhanmu. Karna 1 langkah pun yang kamu kerjakan, Tuhan akan tetap perhitungkan. Dia Allah yang paham dengan kelemahanmu, Dia bukan Allah yang menghakimimu ketika kamu terjatuh.
Dan Dialah Allah yang kamu layani itu. Yang telah menunjukkanmu hal-hal ajaib selama ini dalam hidupmu. **bisik hatiku




Senin, 21 Oktober 2013

Pemimpin Rohani

Pemimpin Rohani

Who
Pemimpin rohani atau Kakak Rohani atau Kakak PA atau biasanya juga disebut PKPA – Pemimpin Kelompok Penelaah Alkitab atau Pemimpin Kelompok Kecil (sebutan pelayanan Mahasiswa)
Setiap orang yang dipanggil Tuhan menjadi anak-anaknya harus memenuhi panggilannya juga menjadi seorang pemimpin rohani. Tidak harus menjadi pemimpin rohani dalam kalangan besar (gereja atau organisasi) atau harus menjadi seorang Pendeta atau Gembala. Tapi kita dipanggil dimulai dari pemimpin rohani dari kelompok kecil. 1 Kor 7: 17Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.”

Menjadi pemimpin rohani itu adalah panggilan Allah bagi anak-anakNya, jadi tidak alasan sebenarnya bagi kita untuk berkata “tidak” untuk menjadi seorang Pemimpin Kelompok Kecil. Karna itu panggilan dari Allah, bukan dari Gereja, atau Organisasi Pelayanan dan bukan juga karna kita sudah dewasa rohani dan lebih senior. Ketika ketika mengabaikan panggilan Allah, bukankah kita menyia2kan satu kesempatan besar menjadi rekan kerja Allah?
Yohanes 15:6a “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,”
Coba kita bayangkan seandainya setiap orang tidak mau dipanggil menjadi Pemimpin Kelompok Kecil, bagaimana kita bisa dipanggil Allah? Bukankah Allah memanggil kita juga melalui kakak rohani kita? Seandainya mereka tidak memenuhi panggilan mereka menjadi Pemimpin Kelompok Kecil, dijamin kita tidak akan punya gembala.
Bukankah terlalu egois juga, ketika kita memiliki Pemimpin Kelompok Kecil, tapi ada banyak orang-orang yang tidak punya PKK karna kita mengeraskan hati kita.
 Baiknya setiap orang memilih untuk ikut panggilan itu. Mazmur 119:30Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku

Why
Kenapa harus ada Pemimpin Kelompok Kecil? Bahkan itu menjadi bagian dari rencana Allah atau panggilan Allah?
-Merupakan visi Allah bagi dunia.
-Diutus untuk domba-domba yang hilang (Mat 10:6-8)
Yesus mengutus kedua belas rasulnya untuk menyampaikan kabar baik bagi umat. Tapi kita akan melihat, bahwa Yesus mengutus rasulnya bukan tanpa syarat.

Tugas menjadi gembala itu bukan sesuatu yang mudah. Jelas! Bahwa kedua belas rasul ini telah sangat intim dengan Yesus selama kepelayanan Yesus di dunia. Mendengar Yesus mengajar (Firman Tuhan), berbagi beban bersama Yesus, bahkan Yesus mengajarkan mereka cara berdoa.  Mereka adalah orang-orang yang sudah banyak dibentuk dan dipersiapkan untuk menjadi pemimpin rohani.
Diutus seperti anak domba ditengah serigala (Lukas 10:3)
Diayat 2 sebelumnya, jelas menjadi alasan Yesus mengutus murid2Nya, “Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”. Benar!!! Dunia semakin disibukkan dengan keduniawiannya. Bahkan terkadang, kita sendiri juga terlena dengan keindahan-keindahan dunia ini. Kita harus mengakui, bukan karna tidak banyak anak-anak Tuhan didunia ini, tapi mereka sudah lebih memilih hal-hal yang menyenangkan hidupnya.

What
Apa yang menjadi tanggungjawab seorang Pemimpin Kelompok Kecil?
Jika Tuhan sudah mempersiapkan murid-muridNya terlebih dahulu sebelum diutus, Tuhan tau bahwa yang dikerjakan bukan hanya utusan saja. Tapi menyampaikan Firman Tuhan, menggembalakan, dan berdoa untuk mereka yang lemah. Oke.. itu versi murid Yesus.

Didunia pelayanan mahasiswa (dimana saya melayani), memang untuk menjadi seorang PKK itu tidak semudah kita memenuhi panggilan itu. Ada banyak proses yang dikerjakan pengurus untuk mempersiapkan AKKnya menjadi Pemimpin Kelompok Kecil. Mulai dari sharing dengan PKKnya, tentang pertumbuhan dan kedewasaan rohani adek KKnya. Bukan hanya itu, bahkan kesaksian hidup juga syarat menjadi seorang Pemimpin Kelompok Kecil. Dan training menjadi seorang Pemimpin juga diadakan.  *versi pelayanan mahasiswa

Seorang Pemimpin Rohani adalah teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dia bertanggungjawab penuh dengan kehidupan pribadi adek-adek rohaninya. Mengikuti perkembangan mereka mulai dari awal mereka dipimpin, ikut terlibat dalam setiap keputusan2 penting mereka, berdoa, dan mengajarkan mereka Firman Tuhan.

Karakter yang diperlukan seorang PKK adalah:

Rendah hati, Lemah Lembut dan Sabar (Efesus 4:2)
Dengan berbeda-beda karakter yang akan kita hadapi, makanya dipastikan diperlukan kerendahan hati setebal-tebalnya. Karna kita tidak akan pernah berhenti belajar rendah hati sampai hidup ini berakhir. Seorang yang baik belum tentu memiliki kecocokan karakter dengan adek kelompoknya. Disini dituntut, seorang Pemimpin Rohani wajib mengalah dan menerima (sabar) adek rohaninya dengan latar belakang masing-masing.
Sama halnya ketika kita lahir didunia, kita tidak bisa reguest sama Tuhan, dinegara mana kita lahir, atau dengan orangtua yang seperti apa. Kita lahir didunia ya sesuai dengan keputusan Tuhan. Demikian halnya adek rohani, seperti apapun yang dipercayakan bagi kita, kita harus menerima keputusan Tuhan. Anda ditentukan menjadi seorang Pemimpin Kelompok Kecil bukan pada saat anda diutus menjadi PKK saja, tapi berikut juga prosesnya.
Apa yang anda katakan, ketika seorang adek kelompokmu tidak pernah mau tau tentang PKKnya? Bahkan tidak menganggapmu menjadi orang penting dalam hidupnya? 

Dibutuhkan kelemahlembutan untuk bisa mendampingi adek-adek rohani. Lemah lembut tidak hanya dinada suara, tapi dalam hati. Sangat berdampingan dengan kerendahan hati. Tidak selamanya lemah lembut dalam nada suara bisa menaklukkan hati adek rohani,, tapi saya mengayikini kelembutan hati akan merobohkan tembok penghalang antara pemimpin rohani dengan adek rohaninya.

Aktif
Seorang pemimpin rohani juga harus cepat  tanggap melihat suasana dan kondisi dari adek-adek rohaninya. Tidak baik bagi seorang pemimpin rohani untuk “menunggu”. Menunggu, ditanya kapan kelompok, menunggu adek kelompok curhat, menunggu perhatian dan pengertian dari adek rohani. Tidak!! Bagi saya itu tidak perlu dipupuk. 

Kolose 3: 23Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”
Dari pengalaman pribadi saya, terkadang dan bahkan sering, saya terjatuh dalam hal itu. Ketika adek rohaniku memutuskan sesuatu tanpa melibatkan saya, ada rasa sakit dalam hati. Bahkan saat2 mereka terlalu sibuk dengan aktifitasnya, ibarat “ketika saya diam, maka mereka akan tidur” ingin rasanya untuk tidak memusingkan mikirin mereka. Kadang sok meyakinkan hati, “pilihan mereka adalah pilihannya sendiri. Dan ketika suatu saat mereka ada masalah, saya tidak akan mau tau. Krn itu pilihan mereka”.
But now, saya tau itu salah!! Karna saya adalah pemimpin rohani mereka, karna saya adalah kakak mereka. Yang harus memahami dan terus menolong mereka. Mendukung pilihan-pilihan mereka.
Hati saya sangat bersukacita, ketika mereka berkata: ‘kak, saya mau curhat”. Saya senang, dan tidak akan menyia-nyiakan itu untuk mendengar isi hati mereka.  *itu saya

Setia
Tiap hari kita akan diperhadapkan dengan orang-orang baru, sahabat baru, lingkungan baru, pelayanan baru, kehidupan (pekerjaan) baru dan banyak hal baru lainnya. Coba tanya hati anda, berapa kali anda sudah mengabaikan adek rohani anda karna hal baru yang anda alami? *saya: terlalu sering.

Jangan pernah membenarkan 'hal baru' wajar membuatmu mengabaikan adek rohanimu. Bukan mereka yang terlalu sibuk atau melupakan kewajibannya, tapi kita yang mengizinkan mereka untuk melupakannya. Tidak ada kata 'habis waktu' untuk tetap memperhatikan adek rohani. Lukas 16:10Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar

Itu memang hal sepele, tapi ingat! Hal sepele juga bisa iblis pakai untuk menjatuhkan kita. Seperti komitmen awal kita menjadi Pemimpin Rohani, tetaplah mengerjakan itu. Jangan melihat, sudah sedewasa apa adek rohanimu, atau sudah berapa lama kamu mendampingi dia terus, atau jarak yang memisahkan. Tugas seorang pemimpin rohani tidak akan berubah seiring berubahnya waktu dan zaman.

Pendoa (1 Tesalonika 5:17)
Tetaplah Berdoa” Firman Tuhan.
Tidak melihat waktu dan kondisi, tetaplah menjadi pendoa untuk adek-adek rohanimu. Berdoa untuk pertumbuhan rohani mereka, berdoa untuk kesaksian hidup mereka, berdoa untuk karir mereka, berdoa untuk pembentukan karakter mereka, berdoa untuk hikmat mereka dalam menentukan pilihan-pilihan hidupnya, berdoa untuk pelayanan mereka, berdoa ketika mereka menangis dan tertawa, dan berdoa untuk keluarga, teman dan lingkungan mereka.

Jangan puas, dengan kedewasaan mereka saat ini karna ada kalanya mereka adalah orang paling rapuh didunia ini. Bahkan saat pemimpin rohaninya sibuk tidak ada waktu untuk mendengar keluhan adek rohaninya, tapi dengan doa-doamu selama ini, itu akan membantu dia untuk bangkit kembali. Dia akan tetap berdiri, dan ketika itu terjadi, ingatlah bahwa itu adalah buah doamu.
Jika suatu saat adek rohanimu cerita, tentang masa kelamnya dan dia berkata “dia bisa melaluinya dan keluar menjadi pemenang” janganlah berkecil hati, apalagi menghakimi dirimu sendiri karna tidak peka akan kondisi adek rohanimu. Karna dia juga bisa berdiri, itu karna doamu yang telah menopang dia.

Melayani
Yohanes 12: 26 “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Seorang Pemimpin Rohani harus melayani dimana pun dia terpanggil menjadi rekan kerja Allah. Tidak cukup bagi kita, melayani hanya sebagai Pemimpin Kelompok Kecil.  Karna kalau sperti itu, itu akan mematikan karakter kita sendiri. Kita tidak akan bisa belajar melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Dan sama halnya, kita harus menjadi teladan bagi adek rohani kita. Bagaimana mungkin mereka ambil bagian dalam pelayanan, kalau kita sendiri tidak memberi diri dalam pelayanan. Alangkah baiknya, kita juga bisa berbagi pengalaman-pengalaman pelayanan kita kepada adek rohani kita, ketika mereka mengalami kendala dalam pelayanan mereka.
Apa jadinya ketika adek rohani curhat tentang masalah mereka dalam pelayanan, kalau kita sendiri tidak pernah mengalaminya. Maka akan muncul “NATO: Nothing Action, Talk Only”. Alangkah baiknya *bukan wajib/doktrin* seorang pemimpin rohani memiliki pelayanan yang lebih ektra dari adek rohaninya. Karna  akan sangat baik untuk pertumbuhan kelompok kecil mereka.
Amin...
Terpujilah Allah sang Pemilik Gembala itu......

Spesial Moment with:
KPA ABIGAIL (Ricky Hutabarat, Ricko Manulang, Cairo Simaremare, & Frangky Silalahi)
KPA EIRENE (Nova Rumapea, Desi Sinaga, Iva Herlianta, & Febri Surbakti)

Jumat, 18 Oktober 2013

Kisah yang mengharukan

Aku Menangis untuk Adikku 6 Kali


Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning,dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik,tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamulakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah.Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!" Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."

Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, yg berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.

Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.


nb:
copi dari catatanku di Fesbuk.
lupa darimana menemukan cerita indah ini...