Pemimpin
Rohani
Who
Pemimpin rohani atau Kakak Rohani atau Kakak PA atau
biasanya juga disebut PKPA – Pemimpin Kelompok Penelaah Alkitab atau Pemimpin Kelompok Kecil (sebutan
pelayanan Mahasiswa)
Setiap orang yang dipanggil Tuhan menjadi anak-anaknya harus
memenuhi panggilannya juga menjadi seorang pemimpin rohani. Tidak harus menjadi
pemimpin rohani dalam kalangan besar (gereja atau organisasi) atau harus
menjadi seorang Pendeta atau Gembala. Tapi kita dipanggil dimulai dari pemimpin
rohani dari kelompok kecil. 1 Kor 7: 17
“Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah
ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah.
Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.”
Menjadi pemimpin rohani itu adalah panggilan Allah bagi anak-anakNya,
jadi tidak alasan sebenarnya bagi kita untuk berkata “tidak” untuk menjadi
seorang Pemimpin Kelompok Kecil. Karna itu panggilan dari Allah, bukan dari
Gereja, atau Organisasi Pelayanan dan bukan juga karna kita sudah dewasa rohani
dan lebih senior. Ketika ketika mengabaikan panggilan Allah, bukankah kita
menyia2kan satu kesempatan besar menjadi rekan kerja Allah?
Yohanes 15:6a
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,”
Coba kita bayangkan seandainya setiap orang tidak mau
dipanggil menjadi Pemimpin Kelompok Kecil, bagaimana kita bisa dipanggil Allah?
Bukankah Allah memanggil kita juga melalui kakak rohani kita? Seandainya mereka
tidak memenuhi panggilan mereka menjadi Pemimpin Kelompok Kecil, dijamin kita
tidak akan punya gembala.
Bukankah terlalu egois juga, ketika kita memiliki Pemimpin
Kelompok Kecil, tapi ada banyak orang-orang yang tidak punya PKK karna kita
mengeraskan hati kita.
Baiknya setiap orang memilih untuk ikut panggilan itu.
Mazmur 119:30 “Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan
hukum-hukum-Mu di hadapanku”
Why
Kenapa harus ada Pemimpin Kelompok Kecil? Bahkan itu menjadi
bagian dari rencana Allah atau panggilan Allah?
-Merupakan visi Allah bagi dunia.
-Diutus untuk domba-domba yang hilang (Mat 10:6-8)
Yesus mengutus kedua belas rasulnya untuk menyampaikan kabar
baik bagi umat. Tapi kita akan melihat, bahwa Yesus mengutus rasulnya bukan
tanpa syarat.
Tugas menjadi gembala itu bukan sesuatu yang mudah. Jelas!
Bahwa kedua belas rasul ini telah sangat intim dengan Yesus selama kepelayanan
Yesus di dunia. Mendengar Yesus mengajar (Firman Tuhan), berbagi beban bersama
Yesus, bahkan Yesus mengajarkan mereka cara berdoa. Mereka adalah orang-orang yang sudah banyak
dibentuk dan dipersiapkan untuk menjadi pemimpin rohani.
Diutus seperti anak domba ditengah serigala (Lukas 10:3)
Diayat 2 sebelumnya, jelas menjadi alasan Yesus mengutus
murid2Nya, “Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja
sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”. Benar!!! Dunia semakin
disibukkan dengan keduniawiannya. Bahkan terkadang, kita sendiri juga terlena
dengan keindahan-keindahan dunia ini. Kita harus mengakui, bukan karna tidak
banyak anak-anak Tuhan didunia ini, tapi mereka sudah lebih memilih hal-hal
yang menyenangkan hidupnya.
What
Apa yang menjadi tanggungjawab seorang Pemimpin Kelompok
Kecil?
Jika Tuhan sudah mempersiapkan murid-muridNya terlebih
dahulu sebelum diutus, Tuhan tau bahwa yang dikerjakan bukan hanya utusan saja.
Tapi menyampaikan Firman Tuhan, menggembalakan, dan berdoa untuk mereka yang
lemah. Oke.. itu versi murid Yesus.
Didunia pelayanan mahasiswa (dimana saya melayani), memang untuk
menjadi seorang PKK itu tidak semudah kita memenuhi panggilan itu. Ada banyak
proses yang dikerjakan pengurus untuk mempersiapkan AKKnya menjadi Pemimpin
Kelompok Kecil. Mulai dari sharing dengan PKKnya, tentang pertumbuhan dan
kedewasaan rohani adek KKnya. Bukan hanya itu, bahkan kesaksian hidup juga syarat
menjadi seorang Pemimpin Kelompok Kecil. Dan training menjadi seorang Pemimpin
juga diadakan. *versi pelayanan
mahasiswa
Seorang Pemimpin Rohani adalah teladan bagi orang-orang yang
dipimpinnya. Dia bertanggungjawab penuh dengan kehidupan pribadi adek-adek
rohaninya. Mengikuti perkembangan mereka mulai dari awal mereka dipimpin, ikut
terlibat dalam setiap keputusan2 penting mereka, berdoa, dan mengajarkan mereka
Firman Tuhan.
Karakter yang diperlukan seorang PKK adalah:
Rendah hati, Lemah
Lembut dan Sabar (Efesus 4:2)
Dengan berbeda-beda karakter yang akan kita hadapi, makanya
dipastikan diperlukan kerendahan hati setebal-tebalnya. Karna kita tidak akan
pernah berhenti belajar rendah hati sampai hidup ini berakhir. Seorang yang
baik belum tentu memiliki kecocokan karakter dengan adek kelompoknya. Disini dituntut,
seorang Pemimpin Rohani wajib mengalah dan menerima (sabar) adek rohaninya
dengan latar belakang masing-masing.
Sama halnya ketika kita lahir didunia,
kita tidak bisa reguest sama Tuhan, dinegara mana kita lahir, atau dengan
orangtua yang seperti apa. Kita lahir didunia ya sesuai dengan keputusan Tuhan.
Demikian halnya adek rohani, seperti apapun yang dipercayakan bagi kita, kita
harus menerima keputusan Tuhan. Anda ditentukan menjadi seorang Pemimpin
Kelompok Kecil bukan pada saat anda diutus menjadi PKK saja, tapi berikut juga
prosesnya.
Apa yang anda katakan, ketika seorang adek kelompokmu
tidak pernah mau tau tentang PKKnya? Bahkan tidak menganggapmu menjadi orang
penting dalam hidupnya?
Dibutuhkan kelemahlembutan untuk bisa mendampingi
adek-adek rohani. Lemah lembut tidak hanya dinada suara, tapi dalam hati. Sangat
berdampingan dengan kerendahan hati. Tidak selamanya lemah lembut dalam nada
suara bisa menaklukkan hati adek rohani,, tapi saya mengayikini kelembutan hati
akan merobohkan tembok penghalang antara pemimpin rohani dengan adek rohaninya.
Aktif
Seorang pemimpin rohani juga harus cepat tanggap melihat suasana dan kondisi dari
adek-adek rohaninya. Tidak baik bagi seorang pemimpin rohani untuk “menunggu”.
Menunggu, ditanya kapan kelompok, menunggu adek kelompok curhat, menunggu
perhatian dan pengertian dari adek rohani. Tidak!! Bagi saya itu tidak perlu
dipupuk.
Kolose 3: 23 ” Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia”
Dari pengalaman pribadi saya, terkadang dan bahkan
sering, saya terjatuh dalam hal itu. Ketika adek rohaniku memutuskan sesuatu
tanpa melibatkan saya, ada rasa sakit dalam hati. Bahkan saat2 mereka terlalu
sibuk dengan aktifitasnya, ibarat “ketika saya diam, maka mereka akan tidur”
ingin rasanya untuk tidak memusingkan mikirin mereka. Kadang sok meyakinkan
hati, “pilihan mereka adalah pilihannya sendiri. Dan ketika suatu saat mereka
ada masalah, saya tidak akan mau tau. Krn itu pilihan mereka”.
But now, saya tau itu salah!! Karna saya adalah pemimpin
rohani mereka, karna saya adalah kakak mereka. Yang harus memahami dan terus
menolong mereka. Mendukung pilihan-pilihan mereka.
Hati saya sangat bersukacita, ketika mereka berkata: ‘kak,
saya mau curhat”. Saya senang, dan tidak akan menyia-nyiakan itu untuk
mendengar isi hati mereka. *itu saya
Setia
Tiap hari kita akan diperhadapkan dengan orang-orang baru,
sahabat baru, lingkungan baru, pelayanan baru, kehidupan (pekerjaan) baru dan
banyak hal baru lainnya. Coba tanya hati anda, berapa kali anda sudah
mengabaikan adek rohani anda karna hal baru yang anda alami? *saya: terlalu
sering.
Jangan pernah membenarkan 'hal baru' wajar membuatmu
mengabaikan adek rohanimu. Bukan mereka yang terlalu sibuk atau melupakan
kewajibannya, tapi kita yang mengizinkan mereka untuk melupakannya. Tidak ada
kata 'habis waktu' untuk tetap memperhatikan adek rohani. Lukas 16:10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara
kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar
dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”
Itu memang hal sepele, tapi ingat! Hal sepele juga bisa
iblis pakai untuk menjatuhkan kita. Seperti komitmen awal kita menjadi Pemimpin
Rohani, tetaplah mengerjakan itu. Jangan melihat, sudah sedewasa apa adek rohanimu,
atau sudah berapa lama kamu mendampingi dia terus, atau jarak yang memisahkan.
Tugas seorang pemimpin rohani tidak akan berubah seiring berubahnya waktu dan
zaman.
Pendoa (1 Tesalonika
5:17)
Tetaplah Berdoa” Firman Tuhan.
Tidak melihat waktu dan kondisi, tetaplah menjadi pendoa
untuk adek-adek rohanimu. Berdoa untuk pertumbuhan rohani mereka, berdoa untuk
kesaksian hidup mereka, berdoa untuk karir mereka, berdoa untuk pembentukan
karakter mereka, berdoa untuk hikmat mereka dalam menentukan pilihan-pilihan
hidupnya, berdoa untuk pelayanan mereka, berdoa ketika mereka menangis dan
tertawa, dan berdoa untuk keluarga, teman dan lingkungan mereka.
Jangan puas, dengan kedewasaan mereka saat ini karna ada
kalanya mereka adalah orang paling rapuh didunia ini. Bahkan saat pemimpin
rohaninya sibuk tidak ada waktu untuk mendengar keluhan adek rohaninya, tapi
dengan doa-doamu selama ini, itu akan membantu dia untuk bangkit kembali. Dia akan
tetap berdiri, dan ketika itu terjadi, ingatlah bahwa itu adalah buah doamu.
Jika suatu saat adek rohanimu cerita, tentang masa kelamnya
dan dia berkata “dia bisa melaluinya dan keluar menjadi pemenang” janganlah
berkecil hati, apalagi menghakimi dirimu sendiri karna tidak peka akan kondisi
adek rohanimu. Karna dia juga bisa berdiri, itu karna doamu yang telah menopang
dia.
Melayani
Yohanes 12: 26 “Barangsiapa
melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun
pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Seorang Pemimpin Rohani harus melayani dimana pun dia
terpanggil menjadi rekan kerja Allah. Tidak cukup bagi kita, melayani hanya
sebagai Pemimpin Kelompok Kecil. Karna kalau
sperti itu, itu akan mematikan karakter kita sendiri. Kita tidak akan bisa
belajar melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Dan sama halnya,
kita harus menjadi teladan bagi adek rohani kita. Bagaimana mungkin mereka
ambil bagian dalam pelayanan, kalau kita sendiri tidak memberi diri dalam
pelayanan. Alangkah baiknya, kita juga bisa berbagi pengalaman-pengalaman
pelayanan kita kepada adek rohani kita, ketika mereka mengalami kendala dalam
pelayanan mereka.
Apa jadinya ketika adek rohani curhat tentang masalah mereka
dalam pelayanan, kalau kita sendiri tidak pernah mengalaminya. Maka akan muncul
“NATO: Nothing Action, Talk Only”. Alangkah baiknya *bukan wajib/doktrin*
seorang pemimpin rohani memiliki pelayanan yang lebih ektra dari adek
rohaninya. Karna akan sangat baik untuk
pertumbuhan kelompok kecil mereka.
Amin...
Terpujilah Allah sang Pemilik Gembala itu......
Spesial Moment with:
KPA ABIGAIL (Ricky Hutabarat, Ricko Manulang, Cairo
Simaremare, & Frangky Silalahi)
KPA EIRENE (Nova Rumapea, Desi Sinaga, Iva Herlianta, &
Febri Surbakti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar